Ngisi Kuliah

09.54
    Dalam hal akademis selama merasakan masa kuliah saya ini kayake mahaiswa paling "nakal" mimpi terburuk mahasiswa pernah saya alami. ha..ha...IP-IPK ah..sudahlah pasti tak percaya kalau tak ceritakan. tapi dalam bidang lain bolehlah di adu he,,he,, misalnya public speaking, organisasi, dan kemandirian. sejak masih semester 5 sudah beberapa kali ngisi acara semacam pelatihan organisasi dll biasa lah, acara mahasiswa yang ngisi mahaiswa bukan hal yang istimewa kali ya :).

    Nah ada yang menarik, semenjak bergabung dengan LOETJU tempat saya berkarya yang memang unik banyak benefit yang saya dapat secara pribadi dan bisnis, LOETJU yang lahir dari program PMW (program wirausaha mahasiswa) dari DIKTI thn 2009 dan satu diantara 2 yang masih eksis menjadi kebanggaan kampus tentunya :).

    Nah suatu hari ada kejadian LUCU, trend kuliah era 2011 sampai sekarang ada stilah Dosen Tamu di mana satu kali dari sekian tatap muka yang menyampaikan mata kuliah adalah dari Luar Dosen yang biasa mengajar, biasanya Orang/ lembaga yang berkaitan dengan materi kuliah itu, tujuannya bagus yaitu belajar dari mereka yang sudah berkecimpung di dunia mata kuliah yang sedang di pelajari itu.

    Nah..biasanya Dosen tamu itu bisa usulan dari dosen atau usulan dari mahaiswa mereka ingin kuliah tamu sama siapa. dan suatu hari di jurusan Administrasi Bisnis FISIP UNDIP angkatan 2008 terjadilah yang sperti ini.di mana asyiknya tulisan ini? ha..ha..sabar..akhirnya mengerucut salah satu pengisi Kuliah Tamunya minta dari LOETJU, mau tidak mau saya yang waktu itu menjabat creative Program dan Marketing di LOETJU harus mewakili LOETJU ngisi kuliah...

     ha..ha..bayangin men..kuliah aja gak bener tapi ini ngisi kuliah..antara Bangga sekali dan malu luar biasa..tim di LOETJU support agar saya tetep maju..dan dengan bismilah di hari yang ditentukan saya pun berdiri di depan kelas dengan mahaiswa sekitar 50 oarng lebih...memberi kuliah ha..ha..

pelajaran yang saya ambil "Lihat apa yang disampaikan bukan siapa yang menyampaikan " :)

itu sedikit certa sebagai tulisan pertama dalam pisode semangat nge Blog lagi :0
*eh iya pas selesai ngisi kuliah saya ngobrol dengan dosen nya dan di kasih uang saku ha..ha...

salam Kreative

saya Nandar :)

LOETJU SUKSES dengan IDENTITAS KELOKALAN

09.03

Sebagai salah satu bentuk ikhtiar kami untuk terus menjadi salah satu usaha yang maju dan memajukan potensi kelokalan Kota Semarang melalui Merchandise : Liputan khusus Loetju Semarangan di majalah HADILA Edisi 71 . Semoga terus menyulut semangat untuk terus berkarya.

Majalah Hadila Edisi 71 | Mei 2013 | Kolom Usaha Kita


                                            

 Sukses dengan Identitas Kelokalan

Siapa bilang identitas kelokalan tidak bisa dijadikan modal berbisnis? Sebut saja nama besar produsen kaso seperti Dagadu di Yogyakarta atau Joger di Bali. Keduanya sama-sama menjual identitas kelokalan sebagai sumber inspirasi sekaligus modal dalam mendirikan sebuah bisnis.
                Ini pula yang menjadi andalan dari LOETJU Semarangan. Sebuah bisnis yang didirikan sekelompok mahasiswa Undip Semarang. Konsepnya sendiri ialah menjual oleh-oleh souvenir –pin, mug, gantungan kunci, stiker, kaso, jam, keramik, dll – yang bertemakan budaya Semarang dan kampus Undip. Selain itu, juga menerima order dengan tema sesuai permintaan konsumen.
                Adapun nama LOETJU sendiri dipilih lantaran visi bisnis yang produknya unik dan bisa bikin tersenyum. Maka, dipilih nama LUCU tapi ditulis dengan ejaan lama. Menurut Achmad Munandar direktur utama LOETJU Semarangan konsep bisnis berbasis kelokalan memang butuh kreativitas ekstra. “Alhamdulillah kami bisa bertahan. Dari sisi omzet kami bisa meraup setidaknya 20 juta rupiah sebulan” akunya.
                Sekalipun bisnis yang berdiri 2009 lalu ini sekedar menjual budaya lokal Semarang dan Undip, toh bisa melakukan penetrasi keluar. Buktinya, banyaknya order yang datang dari luar Semarang. Hal ini lantaran strategi pasar yang selalu menjual hal  yang baru. “Ide yang unik, kreatif, dan segar menjadi keharusan agar bisnis ini bisa bertahan,” terang Achmad.
                Bisnis yang berlokasi di Banjarsari No 21 Tembalang, Semarang (sekarang: JL Banjarsari gang Iwenisari No 35B Tembalang Semarang) ini dalam perkembangannya menargetkan bisa menjadi ikon Kota Semarang dan Undip. Juga bermimpi membuka cabag di daerah lain, “Dengan target ini kami berharap pemerintah peduli atau setidaknya apresiasi berupa pendampingan dan pengembangan karena bisnis ini juga berusaha engangkat Semarang lewat souvenir,” harapnya.
                Sementara disinggung soal tips untuk bertahan sekaligus membawa gerbong bisnis k level yang lebih tinggi, Achmad Munandar mengaku perlunya sikap memadukan ikhtiar sebagai manusia dan berdoa. “Jika kita mau fokus, dan mengorientasikan pekerjaan sebagai ibadah, kerja keras, ulet serta mau bersedekah, maka akan mudah bagi kita meraih kesuksesan.” Pungkasnya. (Syahidah)

Semoga Bermanfaat,
Kami bangga menjadi mitra andalan Anda, dan siap memberikan pelayanan yang terbaik..
Lucu ora Lucu, sing penting LOETJU ^_^
Loetju Semarangan, Jalan Banjarsari gang Iwenisari no 35 B Tembalang Semarang.
Hot line: 085 292 613 001

Loetju Merchandise, Ingin Membranding Semarang lewat Seni Kreatif

Loetju Merchandise, Ingin Membranding Semarang lewat Seni Kreatif

08.55
Nah..masih bertema liputan..yang ini liputan jurnalis Suara Merdeka Semarang yang di muat di blog jurnalis Suara Merdeka ..monggo di baca :)
Loetju Merchandise, Ingin Membranding Semarang lewat Seni Kreatif

PRIA yang sehari-hari aktif mengelola Loetju Merchandise di Jl Banjarsari 21 Tembalang, Kota Semarang, ini masih bertahan untuk meneruskan angan-angannya untuk membranding Kota Semarang melalui seni kreatif.
Ide dan praktik Ahmad Munandar (24) dkk untuk memperkenalkan Kota Semarang lewat sovenir, dalam hal ini merchandise, yang sudah dirintisnya selama beberapa tahun ini, boleh diacungi jempol.
Saat dijumpai di lokasi usahanya, Nandar, sapaan akrab Ahmad Munandar, mengungkapkan cita-citanya tentang membranding Kota Semarang, ketika ingin memulai usahanya pada tahun 2009 silam.
Menurutnya, dibanding kota-kota lain seperti Jogja, Denpasar, dan lainnya, Semarang belum ciri merchandise semarangan yang begitu dikenal masyarakat luar. Yang diangkat adalah bahasa dialek semarangan, tempat wisata, situs budaya, dan sejenisnya, ke desain yang dicetak di kaus, pin, mug, gantugan kunci, dll.
“Kalau Jogja kan ada Dagadu, di Bali ada Joger, nah Semarang ini apa ya, belum ada. Saya pun suka tanya kawan-kawan, susah juga memang untuk Semarang ini mau diapakan. Nah, kami ingin mencoba merintis usaha di wilayah ini,” ucap kelahiran Pati 1988 tersebut.
Saat ini yang sovenir semarangan yang tersedia di Loetju antara lain kaus Rp 60 ribu, mug Rp 25 ribu-Rp 30 ribu, gantungan kunci seharga Rp 3.000-Rp 6.000, stiker Rp 4.000, pin Rp 3.000-Rp 4.000, jam Rp 35 ribu, dan keramik ukuran 20 x 20 cm2 Rp 35 ribu/biji.
Munandar, yang saat ini masih menempuh studi di Fakultas Peternakan (angkatan 2007) Undip dan Fakultas Ekonomi Manajemen (angkatan 2011) Universitas Pandanaran Semarang, waktu memulai usahanya beberapa tahun lalu, ia lakukan bersama lima rekannya sesama mahasiswa Undip.
Mengembangkan Usaha
Kala itu ide mengembangkan usaha lebih baik muncul ketika kebetuan ada program mahasiswa wirausaha yang diselenggerakan Dirjen Dikti. Salah satu syarat dari program tersebut adalah, usaha dimaksud harus berkelompok. “Akhirnya didirikan berenam,” ucap Nandar.
Masa itu ada 40 kelompok usaha yang proposalnya diterima, namun sekarang yang usahanya hidup tinggal dua, salah satunya Loetju. Lainnya gulung tikar, atau bubar.
Dipilihnya nama Loetju, karena Munandar dkk menganggap nama itu merupakan istilah yang orang akan menganggapnya unik. “Sengaja pakai ejaan lama, biar lebih filosofis,” katanya.
Sebelum maju ke Dirjen Dikti, terang Nandar, sebenarnya sudah ada rintitan Loetjoe, namun waktu itu hasilnya belum bisa diharapkan seperti sekarang. Awal-awal pendirian, Nandar dkk patungan masing-masing Rp 100 ribu.
Kemudian kebetulan ada program wirausaha mahasiswa dari Dirjen Dikti tersebut, Nandar dkk mengajukan bantuan ke Dikti sebesar Rp 32 juta. “Proposal disetujui dan dapat kucuran Rp 32 juta.”
“Itu pun cairnya lama, sebab seleksinya ketat. Prosesnya hampir setahun, baru bantuan itu sampai ke kami, sehingga baru pada 2010 kami menempati tempat ini,” terang ia.
Kenapa cairnya bantuan cukup lama, menurut dia, sebab setelah pengumpulan proposal, masih ada tahap-tahap seleksi selanjutnya, seperti presentasi, dikarantina untuk diberi pembekalan, harus magang dulu di konveksi, habis magang masih diantau, dan diasisteni dari panitia kampus.
Dari berenam itu, sekarang tinggal nandar sendiri yang bsa fokus mengelolanya. Lainnya ada yang jadi pegawai negeri sipil, ada yang memilih usaha swasta di kota lain, ada j
uga yang bekerja sebagai akmin di Rektorat Undip, dll.
“Namun usaha ini tetap milik bersama. Hanya, karena saya ini merupakan salah pemilik yang sekaligus pengelola, maka bagi keuntungannya lebih besar ke saya. Jadi 70 persen ke pengelola, 30 persen ke perusahaan,” jelas Nandar.
Loetju, aku dia, waktu itu belum bisa diharapkan seperti sekarang ini. Sekarang, ia mengaku, omzet per bulan bisa Ro 20 juta-Rp 25 juta/bulan. “Tahun 2012 kemarin dalam setahun omzetnya Rp 250 juta. Dalam tahun ini kami berharap bisa buka cabang,” ucapnya. (*)
-->>berikut link nya :)
LOETJU, Souvenir Unik Khas Semarang

LOETJU, Souvenir Unik Khas Semarang

08.43
yang berikut ini liputan dari media Lokal Tembalang.com tahun lalu  :) tapi keren :)


LOETJU, Souvenir Unik Khas Semarang
loetju tembalang ahmad munandarTembalang.com-Di Tembalang, ternyata ada juga gerai khusus yang menjual suvenir khas Semarangan. Gerai di jalan Banjarsari Tembalang ini menjual beragam merchandise unik yang mungkin hanya akan ditemui di tempat ini.
Ada begitu banyak barang yang dijual di sini. Seperti kaos, gantungan kunci, pin, mug, stiker, keramik, dan jam dipajang dengan cukup rapi. Barang tersebut tersedia dalam beragam pilihan desain. Dan menurut salah satu owner yang juga pengelola loetju, Ahmad Munandar, desain-desain tersebut selalu update setiap bulannya.
“Kelebihan loetju dibandingkan usaha lain yang sejenis adalah pada desain yang selalu update. Hampir tiap bulan kita membuat tiga desain baru,” jelas pria yang pernah menjadi mahasiswa fakultas peternakan ini.
Selain desain update terus menerus dan bisa dibilang berkonsep kontemporer, Nandar juga menambahkan bahwa harga untuk merchandisenya cukup terjangkau. Hal itu karena segmen yang dibidik oleh loetju sementara ini adalah mahasiswa di kawasan Tembalang.
Awal berdiri
Usaha merchandise unik ini sebenarnya sudah dimulai sejak awal 2009. Hanya saja, saat itu belum menggunakan brand ‘loetju’. Yang mereka kerjakan pun kebanyakan hanya suvenir pemilu. Karena kebetulan waktu itu bertepatan dengan event pemilihan umum.
“Selanjutnya, pada pertengahan 2009 ada sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (atau yang disingkat PMW-red). Lima orang founder saat itu pun mencoba mengajukan proposal. Beruntungnya, proposal mereka tembus dan merekapun mendapatkan kucuran dana (saat itu jumlah dana yang diberikan sampai dengan 40 juta rupiah-red). Akhirnya dengan suntikan dana tersebut lahirlah loetju, usaha suvenir unik khas Semarangan,” jelas Nandar.
Nama loetju sendiri muncul dari hasil diskusi para founder, diilhami keinginan untuk memakai nama yang memiliki unsur gembira, asyik, ungu-unyu, serta lucu. Dan akhirnya dipilihlah nama loetju, yang juga menggabungkan unsur ejaan lama dan baru.
galeri loetju tembalang
Ahmad Munandar
Pria yang akrab disapa Nandar ini sendiri baru bergabung dengan loetju pada awal 2010. Saat itu usaha loetju juga masih belum stabil. Dia masuk sebagai karyawan dengan maksud mendapatkan penghasilan lebih karena bisnisnya sendiri, Nandar Art (bisnis desain grafis-red), juga sedang terpuruk.
Alhasil, Nandar yang saat itu menjadi karyawan hanya bermitra dengan seorang founder karena founder yang lain telah bekerja. Pria 24 tahun ini pun harus mau untuk berjuang menaikkan kembali omset loetju yang saat itu masih kembang-kempis. Dia pun menawarkan sebuah sistem untuk memajukan usaha merchandise ini.
Buah dari ketekunannya, pelan-pelan omset loetju pun terus naik. Meski awalnya omsetnya belum stabil, dengan perjuangan lambat laun usahanya tambah sukses. Bahkan Nandar juga patut berbangga, dari 40 proposal PMW yang disetujui, loetju termasuk satu diantara dua usaha yang masih bertahan. Omset loetju sekarang pun bisa dibilang lumayan.
“Tahun 2011 membukukan omset sebesar 250 juta setahun. Dan di 2012 ini rata-rata omset perbulan kita 15-30 juta perbulan,” terangnya. [ju/joe/red]

DREAM n ACTION

02.28

kadang terlalu bnyak perhitungan membuat kita takut melakukan sesuatu, banyak mimpi tan action takkan pernah tahu kita gagal atau berhasil, sesekali mari coba...berani BERMIMPI BESAR dan HAJAR...maksudnya langsung action :) kalaupun beleum berhasil stidaknya sdh mencoba dan tahu bagaimana sbaiknya :)

UJIAN & CINTA

02.20
Allah SWT hanya membebenai makhluknya sesuai batas kemapuannya, so kalau hari ini kita merasa sedang di uji, jalani dan syukuri saja itu bagian cara Allah SWT menunjukkan kasih sayangnya :)