Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa

Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa

22.01
     Bicara ibadah kurban maka kita akan selalu diingatkan akan keteladanan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Setiap hari raya Idul Adha kita diperintahkan Allah untuk menyembelih hewan kurban sesuai kemampuan yang kita miliki, bisa dengan kambing, sapi, kerbau, ataupun unta. Hewan kurban yang disembelih kemudian dibagikan kepada warga sekitar. Pada hari itu tercipta suasana kekeluargaan, gotong royong, kepedulian, kedekatan, kedermawanan, dan semua orang bahagia menikmati daging kurban bersama-sama. Namun, ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum bisa merasakan suasana itu. Ada saudara-saudara kita yang jarang bahkan hampir tidak pernah menyaksikan penyembelihan hewan kurban di daerahnya. Oleh karena itulah, Dompet Dhuafa (DD) mencetuskan program Tebar Hewan Kurban atau yang biasa dikenal dengan istilah THK.
     THK bermaksud menghimpun dana kurban dari masyarakat metropolitan dan perkotaan, kemudian mendistribusikannya ke daerah-daerah marginal, pedesaan, dan daerah bencana yang mereka jarang sekali menikmati hewan kurban. Program yang masif dan kolosal ini tidak mudah untuk dilakukan karena ada puluhan ribu ekor hewan kurban yang didistribusikan dan melibatkan berbagai elemen yakni pekurban, mitra, peternak, dan masyarakat penerima manfaat. Oleh karenanya, program THK yang masif ini harus dikelola secara struktural dan sistematis. Alhamdulillah sampai periode yang ke-22 ini, THK terus mendapatkan kepercayaan masyarakat yang begitu tinggi.

Ada beberapa benefit bila kita menyalurkan kurban melalui THK DD :
1.    Melaksanakan ajaran Agama dalam bentuk kepedulian sosial
2.    Membantu mendistribusikan daging ke daerah-daerah minus
3.    Membantu mengatasi masalah kekurangan pangan bagi warga miskin
4.    Membantu meningkatkan kesejahteraan peternak
5.    Membantu memberikan pendapatan bagi pedagang dan mitra kerja lainnya
6.    Membantu mengalirkan uang dari pusat (kota) ke daerah
7.    Membantu meningktakan pemanfaatan produk lokal
8.    Membantu meningktakan pertumbuhan ekonomi
9.    Meningkatkan syiar Islam

     Coba bayangkan, suatu daerah yang sebelumnya tidak pernah dilakukan penyembelihan hewan kurban kemudian ada hewan yang dikirim ke sana untuk disembelih. Maka, selain mereka bisa menikmati daging kurban, syiar islam juga akan sangat dirasakan. Mereka akan melihat prosesi penyembelihan hewan kurban, melantunkan takbir bersama-sama, bergotong royong memotong daging dan membagikannya. Mereka menjadi tahu seperti apa pelaksanaan kurban, tidak hanya sekedar mendengarkan dari ceramah. Disamping itu, akan tumbuh motivasi bagi mereka untuk bisa berkurban sendiri di tahun-tahun berikutnya dengan meningkatkan etos kerja.
Bagi Anda dari Semarang dan wilayah Jawa Tengah, dapat menyalurkan kurbannya melalui DD Jateng.

Transfer :
BNI Syariah : 33.11.55.77.29 BCA : 009.535.947.2
Layanan Jemput Kurban :
024-7623884 atau sms center 0811275335

Kambing Standar : Rp. 1.850.000 Kambing Premium : Rp. 2.450.000 Sapi : Rp. 12.950.000

Desain Grafis, Media Ekspresi Cintaku pada UNDIP

18.43
    Memang tidak lama saya belajar dan menimba ilmu di kampus rakyat kebanggan masyarakat jawa tengah Universitas Diponegoro ini, tapi bukan berarti bahwa waktu yang singkat itu selesai tanpa kesan. Banyak hal yang saya pelajari dari proses menimba ilmu di kampus ini, mulai dari perjuangan agar bisa masuk dan kuliah tentang bagaimana menjadi mahasiswa yang baik dan mempersiapkan diri di dunia pasca kampus.

     Bukan hanya ilmu dan pengetahuan tentang jurusan saya yang melekat hingga kini, namun banyak hal yang diluar pengetahuan bidang studi yang masih menghujam dan menjadi pedoman dalam memandang dan menghadapi kehidupan baik selama di kampus ataupun pasca kampus.

     misalnya, nasehat dari Pak Limbang, dosen wali saya kala itu yang suatu hari berpesan " Nandar..setiap orang memiliki kemampuan berbeda dalam hal belajar dan memahami materi kuliah, kamu bukan tidak mampu, hanya mungkin butuh waktu belajar lebih banyak dan lebih lama dari teman-temanmu, kalau temanmu cukup sekali baca sudah paham materi kuliah, mungkin kamu butuh 2 atau 3 kali agar bisa mencapai pemahaman yang sama, jadi jangan menyerah dan teruslah belajar :) " keren kan nasehat beliau, sudah saya praktekkan dan berhasil walau bukan dalam memahami mata kuliah di jurusan Peternakan ha..ha..tapi dalam hal belajar desain grafis kalau hari ini disandingkan pasti saya yang paling pinter desain grafis se-angakatan saya he..he..*peace Pak Limbang :).

      Ada juga pesan dari Kaprodi saya kala itu yang sekarang jadi PD III FPP undip Pak Bambang Sulis, beliau berpesan bahwa mahasiswa selain belajar hard skills sesuai jurusan masing-masing juga harus memiliki soft skills yang dibutuhkan pasca kampus tentang team works, leadership, komukasi dll yang bisa didapat dengan berorganisasi di kampus.

      Lain lagi yang saya pelajari dari Pak Kustopo dosen KWU saya kala itu, dari perkuliahan beliau saya mengetahui pengertian sebenarnya tentang "Entrepreneurship" yang maknanya bukan hanya tentang Profesi dan pekerjaan, tetapi lebih kepada tentang Mentalitas pantang menyerah, kreatif, dan pandai melihat kemudian mengekselusi peluang, serta menjadi pribadi yang memberi manfaat, artinya semua orang harus punya mentalitas ini tidak hanya yang terjun dalam dunia wirausaha tapi juga yang terjun di pemerintahan, akademisi maupun profesi yang lain.

     Kalau Pak Agung Subrata beda lagi, yang masih terngiang adalah nasehat beliau tentang betapa pentingnya memaknai sebuah perjuangan hidup, tidak lain yaitu untuk mengasah kepekaan kita dan memumupuk kearifan berfikir sebagai bekal kelak jadi apapun kita, dosen, pejabat, pemimpin, abdi negara atau pengusaha. bila semua itu lahir dari sebuah perjuangan dan disertai kemauan untuk mengasah kepekaan maka dalam memandang dan menghadapi kehidupan pasti dipenuhi dengan kearifan. dan itu barang langka hari ini.

     Ada lagi Bu Ismari dosen FPP yang kala itu rela menunggu saya diakhir kuliah hanya karena ingin memastikan sebab saya bolos kelas beliau 5x, tanpa diduga setelah megetahui penyebabnya, beliau masih berkenan memberi saya kesempatan dan mendorong saya menekuni apa yang sedang saya kerjakan merintis usaha untuk kemandirian. Atau tentang Bu Budi dosen Produksi ternak perah, beliau menelpon dan menanyakan di mana Achmad Munandar ketika ujian semester saya tidak hadir dikarenakan sakit typus. dan sebulan kemudian beliau berkenan memberi saya kesempatan REMIDI setelah memberi nasehat tantang pentingnnya menjaga kesehatan, menjadi anak yang berbhakti pada orang tua.

   Pengalaman-pengalaman tadi membuat kesan tersendiri bagi saya, dari sanalah tumbuh sense of belonging pada kampus saya, dan ketika rasa memiliki sudah tumbuh maka berikutnya ada rasa bangga dan  cinta, serta kalau rasa cinta sudah tumbuh maka dengan sendirinya hal-hal positif yang coba diajarkan coba diberikan oleh kampus dengan mudah masuk ke sanubari menjadi idiologi dan pegangan hidup.

    Misalnya bagaimana sampai sekarang saya masih ingat tentang Tri Dharma Perguruan tinggi yang kemudian salah satunya saya implementasikan dalam kegiatan yang berbasis pengabdian masayarakat dengan membuat desa binaan bersama teman-teman. Selanjuttnya tentang visi dan misi UNDIP dan berprofil COMPLETE (Communicator, Profesional, Leadership, Educator, Thinker dan Entrepreneur ) juga Tiga Kompetensi (Knowledge Competence,Leadership competence dan Personal competence) yang dulu saya dapatkan dan sampai sekarang masih ingat serta selalu berususaha saya jadikan landasan menjalani hidup.

    Singkat kata, bahwa dengan segala daya upaya kampus berusaha mempersiapkan kita menjadi manusia yang luar biasa, tidak hanya dalam hal ke-ilmu-an sesuai jurusan tapi juga dalam hal-hal yang sifatnya soft skills serta pemahaman tentang makna kehidupan yang tentunya akan sangat kita perlukan dalam menjalani kehidupan.

    Hanya saja memang sering kali bahasa yang digunakan formal banget, kecuali mungkin yang kita dapatkan dari interaksi nonformal bersama dosen dll. oleh karena itu saya merasa butuh sarana yang lebih fun sebagai pintu masuk agar mahasiswa bisa menerima, memahami dan mengamalkan nilai-nilai positif tadi. Menurut saya proses yang harus dibangun yaitu dengan memulai menumbuhkan sense on belonging terhadap kampus, rasa memiliki dan bangga menjadi bagian dari keluarga besar undip, dari rasa memiliki dan bangga itu akan tumbuh cinta dari rasa cinta itu maka proses menghujamkan nilai-nilai positif yang menjadi visi-misi undip untuk mahaiswanya akan lebih mudah.

   Sesuai apa yang saya geluti hingga hari ini, menurut saya salah satu cara yang efektif adalah dengan media desain grafis, merchand atau icon onofficial, karena dengan berbagai hal yang sifatnya tidak formal dan bisa digunakan, dipakai atau dilihat dalam segala situasi ini tanpa sebagai sarana mewujudkan rasa bangga dan memiliki tadi yang akan menumbuhkan rasa cinta.

    Panjang banget yah :D..dan mungkin alur berfikir saya kayake kurang sistematis, langsung saja berikut diantara koleksi desain saya tentang kampus undip tercinta, sebagai wujud atau expresi cinta saya pada kampus setelah segala sesuatu yang diberikan selama ini yag hingga hari ini sangat bermanfaat bagi kehidupan saya :)

jargon yg paling populer di undip "JAYA!!"
 (terinspirasi jenis font jujur itu hebat milik KPK)


Typografy Universitas Diponegoro

icon unoffcial perpustakaan undip  Widya Puraya "WP"

Add caption

icon yg paling populer di Undip Patung Pangeran Diponegoro

I Love Undip

100% Cah Undip Tembalang (lokasi kampus undip)

undip pelangi

ya..apapun fakultas kita tetap satu sebagai dipONEgoro 

    desain-desain di atas kini memang dicetak oleh LOETJU menjadi merchandise, tapi saya pastikan bahwa tanpa ada rasa Sense on Belonging, rasa Bangga dan Cinta pada undip desain-desain di atas tidak akan lahir :) . semoga juga bisa membuat pembaca yang bagian dari keluarga besar undip tumbuh rasa yang sama dengan apa yang saya rasakan :)

semoga bermanfaat, saya Nandar salam Kreatif :)

Artikel terkait :  Ngisi Kuliah
                          Merawat Mimpi
                          tentang LOETJU