6 Icon Kampus UNDIP & logo unofficialnya

06.31
hai rekan2 semua apa kabar? lama tak bersua di blog ini dengan tulisan pribadi, karena alhamdulillah sedang sibuk dengan berbagai pesanan merchandise di loetju semarang :) alhadulillah

nah kali ini tulisan saya masih seputra desain grafis dan ada hubungannya dengan kampus undip tempat saya menuntut ilmu dulu dibangku kuliah, kali ini saya akan membagi tema tentang " ion kampus undip dan logo unofficialnya" jadi gini kalau kita bicara sebuah daerah atau tempat pasti kita akan teringat dengan hal-hal yang identik dengan suatu tepat itu, entah itu sebuah bangunan, upacara tertentu atau makanan tertentu yang menjadi iconya.


contoh nih, misal sy sebut jakarta dan makanan apa yg terlintas? "kerak telur" ? misal lagi nih saya sebut jogjakarta dan sebuah tempat apa yang terlintas? "malioboro" ? begitu misalnya. nah hal-hal semacam itu bisa jadi icon untuk sebuah tempat karena unik menarik dan membuat orang ingin mengunjunginya. 

kalau di semarang apa? ada misal tugu muda dan lawang sewu serta kulinernya yang terkenal adalah lunpia dan bandeng presto, sekrang kita masuk ngobrolin tentang kampus, dengan pola pikir yang sama maka akan kita dapatnya icon2 di sebuah kampus yang idntik dan mudah di ingat, contoh nih kita sebut UI ada "bikun/ biskuning" dan danau UI misalnya.

selanjutya masuk ke topik intinya, he..he..muter2 dulu tadi. saya akan membagi icon kampus saya yaitu undip dengan sedikit penjelasan dan tentunya ada logonya biar nandar banget :)

1. Patung Pangeran Diponegoro


kita mulai yang pertama yaitu patung pangeran dipoengoro, jangan salah sebut yak karena patung ini lebih dikenal dengan sebutan patung kuda he..he..padalah itu nama Pahlawan kita yang berjuang melawan belanda dahulu kala demi kemerdekaan indonesia, sebagai penghormatan nama pangera diponegoro menjadi nama kampus, stadion, jalan dan kodam. nah kita bisa menemukan patung ini dipintu gebang undip dengan gagahnya da juga di dalam kampus depan widya puraya (perpustakaan).


2. Patung Sapi 


patung sapi ini adanya di Fakultas Peternakan dan pertanian, dulu dari undip pleburan (semarang bawah) dan sekarang di pindah di undip tembalang. patung sapi ini dulu pas kuliah dijuluki (PASA) bukan pasha ungu ya ha..ha..yang menarik patung ini tiap hari gak pernah sepi pengunjung, buat apa? buat poto2 lah he..he..dr mahaiswa sampai warga sekitar. kalau main ke undip jangan lupa mampir dan poto dulu, sayang sedikit agak kurang terawat semoga kalau ada pihak kampus yang baca tulisan ini jd lbh perhatian sama PASA :) coba tebak ada berapa sapi dalam logo itu? 

3. Taman Rusa 




ini bukan taman safari ya :) ini taman rusa masih di area FPP undip tepatnya dekat gedung lab. B deket banget sama patung sapi, taman rusa ini baru ada 2 atau 3 tahun ini kalau gak salah dan sudah bernaka katanya, jd bisa buat hiburan juga nih, kalau mau lihat ayam-kambing dan sapi mamprilah ke fakultas peternakan dan pertanian tepat sy ngampus dulu ini he..he..(Fyi aja jaman sy ngampus belum ada taman rusa,  tua dong? wah ketahuan nih :D )

4. WP (Widya Puraya)




geser ke arah utara dari taman rusa dan patung sapi kita ke WP atau widya puraya, gedung ini berdiri megah di depanya da lapangan WP kalau sore rame mahaiswa pada olahraga,  ada patung pangeran diponegoro dan di dalamnya adalah perpustakaan tempat para mahaiswa memaning ikan eh salah membaca maksudnya mosok di perpus mancing ikan :) peace :) selain perpus juga ada LPPM yang ngurusin pengabdian masyarakat gitu, ada juga salah satu ruangan baru namanya DEC (diponegoro entrepreneur center) ada usaha saya di sana he..he..

5. Waduk Undip




jadi rekan2 kampus undip ini di aliri sebuah sungai yang tidak terlalu besar tp juga tidak kecil naanya sungai gambir, kalau musim hujan deras sih debitnya he..he..dan beberapa tahun terakhir dibuat waduk yang kabarnya kelak untuk praktikum anak2 perikanan dan akan ada pembangkinta, asyik juga buat jogging di sore hari atau akhir pekan, kampus mu punya waduk belum??? he..he..

6. Gedung Kembar (Twin Tower)




nama twin tower ini bikinan sy sendiri sih ha..ha..habis gedung ini kembar desainya da di kanan kiri jalan masuk undip pas nanjak, yng sebelah kiri adalah gedng ITC dan sebelah kanan lab terpadu, keren sih berdiri megah dan kembar gitu akan lebih keren kalau di namani Twin Tower ja kali ya :)
kok belu ada logonya? yak..ini kesempatan untuk para pembaa untuk membuat kreasi logo unoffial twin tower, silahkan mensyen ke akun twitter saya : @nandarart dan kalau menuurrt sy menarik desain anda akan sy post di blog sy ini dan dapat hadiah souvenir tenang undip dari LOETJU merhandise :)


nah sekian dulu tulisan saya kali ini, semoga menarik dan memberi inspirasi untuk pembaca, sekali lagi ini hanya logo2 unoffiial bukan resmi versi kampus dan logo2 diatas tdk semua hasil orisinil sy, ada beberapa diantaranya terinspirasi dari logo2 di internet juga :). bicara tentang icon dan sebuah tempat sebagai sarana branding sangat menarik, hanya saja belum seua stakeholder berfikir sampai kesana :)


anda juga bisa mendapatkan aneka produk souvenir khas kampus undip ini di LOETJU merchandise :)

salam kreatif

saya nandar 

Ini Tahapan Penting Pilkada 2015

02.01
Jakarta -
Di antara Peraturan KPU tentang Pilkada yang sudah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM adalah Peraturan KPU tentang tahapan, program dan jadwal pilkada. Peraturan tersebut mengatur tahapan bagi 269 pilkada yang akan digelar serentak tahun ini.

Dalam Peraturan KPU nomor 2 tahun 2015 tentang tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota, yang dikutip detikcom Jumat (5/8/2015), tahapan pemilihan terdiri atas persiapan dan penyelenggaraan.

Tahapan persiapan yaitu perencanaan program dan anggaran, penyusunan peraturan penyelenggaraan pemilihan, sosialisasi, penyuluhan, bimbingan teknis dan lainnya. Sementara tahapan penyelenggaraan adalah pencalonan, sengketa Tata Usaha Negara, kampanye, audit dana kampanye, dan lainnya.

Ada satu ketentuan yang penting dicermati, yaitu "KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota menunda tahapan penyelenggaraan Pemilihan apabila sampai dengan pembentukan PPK dan PPS belum tersedia anggaran Pemilihan," bunyi pasal 8.

Ketentuan itu terkait dengan masih adanya beberapa KPU daerah yang anggaran pilkadanya belum disahkan Pemerintah Daerah, ada juga yang Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)-nya belum ditandatangani.

Berikut tahapan penting Pilkada 2015 yang tercantum dalam Peraturan KPU Nomor 2 tahun 2015:

A. Penyerahan Syarat Dukungan Calon Perseorangan
  • Penyerahan syarat dukungan calon gubernur dan wakil gubernur kepada KPU Provinsi: 8-12 Juni‎
  • Penyerahan syarat dukungan calon bupati atau wakil bupati, calon walikota atau wakil walikota kepada KPU Kabupaten/Kota: 11-15 Juni
  • Penelitian administratif dan faktual di tingkat desa/kelurahan: 23 Juni-6 Juli
  • Rekapitulasi di tingkat kecamatan: 7-13 Juli
  • Rekapitulasi di tingkat kabupaten/kota: 14-19 Juli
  • Rekapitulasi di tingkat provinsi: 22-24 Juli

B. Pendaftaran Pasangan Calon
  • ‎Pendaftaran pasangan calon: 26-28 Juli 2015
  • Pemeriksaan kesehatan: 26 Juli-1 Agustus 2015
  • Penyampaian hasil pemeriksaan kesehatan: 1-2 Agustus 2015
  • Penelitian syarat pencalonan dan syarat calon: 28 Juli-3 Agustus 2015
  • Pemberitahuan hasil penelitian syarat pencalonan/calon: 3-4 Agustus 2015
  • Perbaikan syarat pencalonan/calon dari partai politik/gabungan partai politik/perseorangan: 4-7 Agustus 2015
  • Penetapan pasangan calon: 24 Agustus 2015
  • Pengundian dan pengumuman nomor urut pasangan calon: 25-26 Agustus 2015

C. Kampanye
  • Masa kampanye: 27 Agustus-5 Desember 2015
  • Debat publik/terbuka antar pasangan calon: 27 Agustus-5 Desember 2015
  • Masa tenang dan pembersihan alat peraga: 6-8 Desember 2015

D. Laporan dan Audit Dana Kampanye
  • Penyerahan laporan awal dana kampanye; 26 Agustus 2015
  • Penyerahan laporan penerimaan sumbangan dana kampanye: 16 Otober 2015
  • Penyerahan Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye (LPPDK): 6 Desember 2015
  • Audit LPPDK kepada Kantor Akuntan Publik: 7-22 Desember 2015
  • Pengumuman hasil audit dana kampanye: 24-26 Desember 2015

E. Pemungutan dan Penghitungan Suara
  • Pemungutan dan penghitungan suara serentak di TPS: ‎9 Desember 2015
  • Pengumuman hasil penghitungan suara di TPS: 9-15 Desember 2015
  • Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kecamatan: 10-16 Desember 2015
  • Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat KPU Kab/kota: 16-18 Desember 2015
  • Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat KPU provinsi: 19-27 Desember 2015

F. Penetapan Calon Terpilih
  • Penetapan pasangan calon bupati/wakil bupati atau calon walikota/wakil walikota terpilih: 21-22 Desember
  • Penetapan pasangan calon gubernur/wakil gubernur terpilih: 22-23 Desember

sumber: news.detik.com

Bersabar Pada Harta

Bersabar Pada Harta

02.29
tulisan oleh mas Imron Hamzah

Qorun adalah umat nabi musa yang diberikan oleh Allah swt kekayaan yang sangat melimpah hingga Al Qur'an menggambarkan kunci-kunci gudang hartanya dibawa oleh beberapa orang yang kuat kuat sekalipun mereka masih kepayahan (Al Qashahs ayat 78)
Namun kekayaan ini tidak membuat Qorun bersyukur tetapi malahan semakin membanggakan diri. Dia menganggap semua kekayaan yang diperolehnya berasal dari ilmunya sendiri (Al Qoshosh : 78). Sampai kemudian akhirnya Allah swt membenamkan Qarun beserta hartanya ke dalam bumi (Al Qashash: 81)
Dalam memandang kekayaan manusia dibagi menjadi 2 golongan :
Pertama, golongan yang kagum pada kekayaan, ingin mendapatkan harta yang melimpah tanpa melihat bagaimana cara mendapatkannya dan membelanjakannya. Golongan inilah yang akan menyesal di kemudian hari (AL Qoshosh 79 dan 82)
Kedua, golongan yang bersabar terhadap harta(al Qoshosh :80) mereka itulah orang-orang yang beruntung. Orang yang bersabar terhadap harta tidak selalu orang miskin bahkan orang kayapun harus bersabar pada harta. bagaimana bersabar pada harta?
1. Sabar untuk mencari harta hanya dari jalan yang halal (no maksiyat,no riba, no korupsi, no maisir, no curang, dsb)
2. Sabar untuk tetap memprioritaskan ibadah kepada Allah ketika mencari rizki (contoh waktu shalat ke masjid niaga hentikan dulu)
3. Sabar untuk secukupnya memanfaatkan harta sesuai kebutuhan dan tidak berlebih lebihan, apalagi untuk sesuatu yang haram
4. Sabar untuk menginfakkan harta di jalan Allah swt seprti infak, sedekah, zakat, dsb
mereka yang bersabar inilah yang akan mendapat karunia yang besar dari Allah. mereka pula yang tidak akan pernah merugi dunia dan akhirat (Fatir : 29 -30)
INSPIRASI KHUTBAH JUMAT DI MASJID AL HUDA TEMBALANG
‪#‎alhamdulillahmelek‬
Mereka Cari Jalan, Bukan Cari Uang

Mereka Cari Jalan, Bukan Cari Uang

06.08

oleh: Rhenald Kasali
KOMPAS.com - Duduk di depan saya dua perempuan muda. Sarjana Hukum lulusan UI. Wajah dan penampilan kelas menengah, yang kalau dilihat dari luar punya kesempatan untuk “cepat kaya”. Asal saja mereka mau bekerja di firma hukum papan atas yang sedang makmur, seperti impian sebagian kelas menengah yang memanjakan anak-anaknya.
Tapi keduanya memilih bergabung dalam satgas pemberantasan illegal fishing yang dipimpin aktivis senior: Mas Achmad Santosa. Dari foto-foto yang ditayangkan Najwa Shihab, tampak mereka tengah menumpang sekoci kecil mendatangi kapal-kapal pencuri ikan. Dari Ambon, mereka menuju ke Tual, Benjina, dan pusat-pusat penangkapan ikan lainnya di Arafura.
Itu baru permulaan. Sebab, pencurian besar-besaran baru akan terjadi dua-tiga bulan ke depan. Dan mereka, para pencuri itu, datang dengan kapal yang lebih besar. Bahkan mungkin dengan “tukang pukul” yang siap mendorong mereka ke laut menjadi mangsa ikan-ikan ganas.
Uang atau Meaning?
Di luar sana, anak-anak muda lainnya setengah mati cari kerja. Ikut seleksi menjadi calon PNS, pegawai bank, konsultan IT, guru, dosen dan seterusnya.
Seperti kebanyakan kaum muda lainnya, mereka semua didesak keluarga agar cepat mendapat pekerjaan, membantu keuangan keluarga, dan menikah pada waktunya. Cepat lulus, dan dapat pekerjaan yang penghasilannya bagus.
Tak sedikit di antara mereka yang beruntung bertemu orang-orang hebat, dari perusahaan terkemuka, mendapatkan pelatihan di luar negeri, atau penempatan di kota-kota besar dunia.
Tetapi semua itu akan berubah. Sebab atasan yang menyenangkan tak selamanya duduk di sana. Kursi Anda bisa berpindah ke tangan orang lain. Kaum muda akan terus berdatangan dan ilmu-ilmu baru terus berkembang. Bulan madu karier pun akan berakhir. Mereka akan tampak tua di mata kaum muda yang belakangan hadir.
Sebagian dari mereka juga ada yang menjadi wirausaha. Tidak sedikit yang tersihir oleh kode-kode yang dikirim sejumlah orang tentang jurus-jurus cara cepat menjadi kaya raya. Bisa saja mereka berhasil meraih banyak hal begitu cepat. Tetapi benarkah mereka berhasil selama-lamanya?
Pengalaman saya menemukan, orang-orang yang dulu begitu getol mencari uang kini justru tak mendapatkan uang. Di usia menjelang pensiun, semakin banyak orang yang datang mengunjungi teman-teman lama sekedar untuk mendapatkan pinjaman. Sebagian lagi hanya bisa sharing senandung duka.
Kontrak rumah dan uang kuliah anak yang belum dibayar, pasangan yang pergi meninggalkan keluarga dan serangan penyakit bertubi-tubi. Padahal dulu mereka begitu getol mengejar gaji besar, berpindah-pindah kerja demi kenaikan pendapatan.
Saya ingin membeitahu anda nasehat yang pernah disampaikan oleh Co-Founder Apple: Guy Kawasaki kepada kaum muda ia pernah mengatakan begini:
“Kejarlah meaning. Jangan kejar karier demi uang. Sebab kalau kalian kejar uang, kalian tidak dapat ‘meaning’, dan akhirnya tak dapat uang juga. Kalau kalian kejar ‘meaning’ maka kalian akan mendapatkan position, dan tentu saja uang.”
Lantas apa itu meaning?
Meaning itulah yang sedang dikerjakan anak-anak perempuan tadi yang saya temui dalam tapping program televisi Mata Najwa edisi hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei beberapa hari ke depan. Menjadi relawan dalam team pemberantas illegal fishing.
Dan itu pulalah yang dulu dilakukan oleh para mahasiswa kedokteran di STOVIA yang mendirikan Boedi Oetomo yang menandakan Kebangkitan Nasional Indonesia. Bahkan itu pula yang dijalankan oleh seorang insinyur lulusan ITB yang merintis kemerdekaan Indonesia, Ir. Soerkarno. Itu pula yang dilakukan para CEO terkemuka saat mereka muda.
Di seluruh dunia, para pemimpin itu lahir dari kegigihannya membangun meaning, bukan mencari kerja biasa. Dalam kehidupan modern, itu pulalah jalan yang ditempuh para miliarder dunia. Mereka bukanlah pengejar uang, melainkan pengejar mimpi-mimpi indah. Seperti yang diceritakan oleh banyak eksekutif Jerman yang dulu menghabidkan waktu berbulan-bulan kerja sosial di Afrika. "Tidak saya duga, apa yang saya lakukan 20 tahun lalu itulah yang diperhatikan pemegang saham," ujar mereka.
Saya jadi ingat dengan beberapa orang yang mencari kerja di tempat saya, baik di UI maupun di berbagai aktivitas saya. Ada yang benar-benar realistis, datang dengan gagasan untuk membangun meaning dan ada yang sudah tak sabaran mendapatkan gaji besar.
Kelompok yang pertama, sekarang bisa saya sebutkan mereka berada di mana saja. Sebagian sudah menjadi CEO, pemimpin pada berbagai organisasi dan tentu saja wirausaha yang hebat atau Ph.D lulusan universitas terkemuka.
Namun kelompok yang kedua, datang dengan tawaran yang tinggi. Ya, mereka menilai diri jauh lebih tinggi dari kemampuan mereka. Dan tak jarang ada yang diminta berhenti oleh keluarganya hanya beberapa bulan setelah bekerja, demi mencari pekerjaan yang gajinya lebih besar. Amatilah mereka yang baru menikah. Kalau bukan pasangannya, bisa jadi orangtua atau mertua ikut mengubah arah hidup dan merekapun masuk dalam pusaran itu.
Padahal, semua orang tahu orang yang mengejar meaning itu menjalankan sesuatu yang mereka cintai dan menimbulkan kebahagiaan. Dan bahagia itu benih untuk meraih keberhasilan. Orang yang mengejar gaji berpikir sebaliknya, kaya dulu, baru bahagia. Dan ini tumbuh subur kala orang dituntut lingkungannya untuk mengkonsumsi jauh lebih besar dari pendapatan.
Sebaliknya, mereka yang membangun meaning, tahu persis, musuh utama mereka adalah konsumsi yang melebihi pendapatan.
Potret Diri
Kalau saya merefleksikan ke belakang tentang hal-hal yang saya jalani dalam hidup saya, maka dapat saya katakan saya telah menjalani semua yang saya sebutkan di atas. Sementara teman-teman yang 30 tahun lalu memamerkan kartu kreditnya (saat itu adalah hal baru bagi bangsa ini), pekerjaan dengan gaji besar, jabatan dan seterusnya, kini justru tengah mengalami masa-masa yang pahit.
Seorang pengusaha besar mengatakan begini: “Uang itu memang tak punya mata, tetapi mempunyai penciuman. Ia tak bisa dikejar, tapi datang tiada henti pada mereka yang meaning-nya kuat.”
Di dinding perpustakaan kampus Harvard saya suka tertegun membaca esay-esay singkat yang ditulis oleh para aplikan yang lolos seleksi. Dan tahukah Anda, mereka semua menceritakan perjalanan membangun meaning. Maka saya tak heran saat Madame Sofia Blake, istri duta besar Amerika Serikat di sini berkunjung ke Rumah Perubahan minggu lalu, ia pun membahas hal yang sama untuk membantu 25 putra-putri terbaik Indonesia agar bisa tembus diterima di kampus utama dunia.
Meaning itu adalah cerita yang melekat pada diri seseorang, yang menciptakan kepercayaan, reputasi, yang akhirnya itulah yang anda sebut sebagai branding. Anda bisa mendapatkannya bukan melalui jalan pintas atau lewat jalur cara cepat kaya.
Meaning itu dibangun dengan cara yang berbeda dari yang ditempuh pekerja biasa. Dari terobosan-terobosan baru. Dan kadang, dari bimbingan orang-orang besar yang memberikan contoh dan mainan baru. Ya, contoh dan mainan itulah yang perlu kita cari, dan terobosan-terobosan yang kita lakukan kelak memberikan jalan terbuka.
Selamat mencoba. Selamat hari Kebangkitan Nasional. Jangan lupa pemuda yang dulu membangkitkan kesadaran berbangsa di negri ini adalah juga para pembangun meaning.
Untuk Para Entrepreneur

Untuk Para Entrepreneur

06.06
oleh: Jamil Azzaini
Para entrepreneur pemula atau muda yang melejit biasanya tergoda untuk segera ingin tenar dan populer. Waspadalah. Godaan untuk menjadi pembicara dan keliling ke berbagai kota bisa membuat bisnis Anda terkapar. Ingatlah, Anda pebisnis bukan pembicara apalagi artis. Memang menularkan semangat dan ilmu penting tetapi jangan terlalu sering. Jangan sibuk jalan-jalan padahal bisnis Anda tidak jalan.
Jadilah pembicara yang ngangenin. Jarang tampil namun saat tampil ilmunya daging semua. Berbobot, aplikatif dan berdampak bagi yang mendengarkan. Saya siap membantu Anda menyiapkan itu semua. Ya, saya membantu Anda menyiapkan presentasi karena saya pembicara yang punya bisnis. Sementara Anda pebisnis yang kadang-kadang perlu menjadi pembicara.
Terlalu sering menjadi pembicara akan membuat Anda “merasa” hebat dan punya nama. Akhirnya Anda pun melakukan crowd funding, menawarkan investasi ke berbagai pihak untuk mengumpulkan dana. Begitu dana terkumpul Anda bingung menginvestasikannya. Uang macet, bisnis tidak jalan sementara tuntutan dari investor semakin menguat. Bisa jadi Anda terjerumus kepada money game yang sangat menggoda. Ngeri dan menyesatkan.
Jangan sering mencela profesi karyawan. Ketahuilah, banyak karyawan yang gajinya lebih besar dari keuntungan bisnis Anda. Hanya saja mereka memilih hidup bersahaja. Tidak tergoda seperti Anda, penghasilan naik belum seberapa tetapi gaya hidup sudah seperti raja di raja. Ingin terlihat kaya raya padahal belum waktunya. Terlihat punya banyak aset padahal itu pinjaman yang menyiksa hidup Anda.
Jangan biasakan pamer aset, kekayaan dan fasilitas mewah yang Anda punya padahal pembayaran pajak dan sedekah Anda tidak seberapa. Kebiasaan pamer tidak akan menambah aset apalagi keuntungan usaha. Kebiasaan pamer justru membuat Anda boros dan selalu tergoda untuk tampil melebihi kemampuan Anda.
Wahai para entrepreneur, jangan Anda bilang “bisnis itu kuncinya SDM, sistem dan keuangan” tetapi Anda tidak menyiapkan SDM dengan benar. Anda tidak punya waktu menguatkan sistem di bisnis Anda. Lebih parah lagi Anda tidak bisa membaca laporan keuangan dengan benar. Mengajarkan tetapi tidak melakukan. Wajar bila Anda “kualat” sehingga perkembangan bisnis Anda tersendat.
Nasihat di atas ada yang self reminder untuk saya dan ada juga untuk para pengusaha di berbagai penjuru nusantara. Wahai para entrepreneur, alokasikan waktu terbanyak untuk profesi yang Anda tekuni. Kuasailah ilmu bisnis hingga mendarah daging. Bergurulah kepada para pelaku bisnis yang sudah teruji. Sementara bila Anda ingin punya kemampuan tambahan menjadi pembicara mari belajar bersama-sama dengan saya..
Salam SuksesMulia!
Apa Nikmatnya Bekerja & Usaha?

Apa Nikmatnya Bekerja & Usaha?

06.04

oleh: Jamil Azzaini
Hari ini, sebagian besar pekerja sudah mulai ngantor atau masuk kerja. Saya yakin, diantara mereka ada yang masih ingin menikmati liburan dan ada pula yang sudah ingin segera bekerja. Ada yang merasa ngantor itu beban, seolah terpaksa demi terpenuhinya kebutuhan rumah tangga semata. Bagi kelompok ini, liburan benar-benar menjadi hiburan.
Ketahuilah, bagi Anda yang bekerja atau berbisnis, sebagian besar waktu dalam hidup Anda dicurahkan untuk bekerja. Jadi, apabila Anda tersiksa saat bekerja maka kehidupan Anda akan tersiksa. Sebaliknya, apabila Anda enjoy saat bekerja maka kehidupan Anda akan terasa lebih nikmat dan membahagiakan.
Segera temukan alasan, apa yang membuat Anda nikmat bekerja? Jangan biarkan diri Anda seolah hanya robot berwujud manusia. Setiap hari ngantor, hanya menjalankan rutinitas. Boleh jadi tangan dan kakinya bekerja tetapi tanpa jiwa, kosong dan tiada kenikmatan yang dirasakan kecuali saat gajian.
Mengapa itu bisa terjadi? Karena, banyak orang bekerja hanya sekadar mencari rupiah yang berlimpah. Mereka lupa bahwa bekerja juga merupakan ibadah. Bekerja bisa menghapus dosa yang tidak bisa dihapus dengan ibadah lain –menurut hadits riwayat Abu Nuaim yang pernah saya dengar dari guru saya. Sungguh rugi bila 8 jam lebih di kantor tidak tercatat sebagai ibadah.
Bekerja juga sarana untuk aktualisasi diri. Oleh karena itu, biasakan ikut acara yang diadakan oleh kantor seperti gathering, training, halal bi halal dan sejenisnya. Jauhi menjadi karyawan yang “teng go” datangnya telat tetapi pulangnya tepat waktu. Kepercayaan diri Anda akan meningkat jika aktualisasi diri Anda semakin menguat.
Kantor adalah tempat menambah sahabat dan relasi. Semakin banyak orang yang Anda temui maka proses pendewasaan diri semakin cepat. Sahabat di kantor bisa menjadi partner, guru dan penyempurna hidup Anda.
Cobalah cari sisi positif lain dan alasan yang kuat mengapa Anda bekerja. Cari dan temukan agar Anda semakin menikmati pekerjaan Anda. Selamat mencoba…
Salam SuksesMulia!
Baik Saja Tidak Cukup

Baik Saja Tidak Cukup

06.04

oleh: jamil azzaini
Di era yang semakin kompetitif ini ternyata tidak cukup hanya menjadi orang baik. Betapa banyak orang baik di sekitar kita tetapi tidak bisa membuat perubahan yang berarti. Mereka tidak korup, mereka rajin ibadah ritual, mereka rajin bekerja tetapi adanya seperti tidak adanya. Mereka baik secara individu, sayangnya mereka tidak memberi dampak besar bagi perusahaan, instansi atau lingkungannya.
Di perbincangan warung kopi orang-orang seperti tersebut di atas sering disebut begini, “Baik sih, tetapi plonga-plongo.” Ada juga yang berkata, “Dia orang baik, sayang tidak punya nyali.” Yang lebih keras berkata, “Dia orang baik, tetapi sayang hanya menjadi boneka.” Ucapan yang senada biasanya, “Dia orang baik yang cari aman.”
Orang-orang yang bersyukur dengan berbagai potensi dan karunia yang telah Allah SWT berikan tentu tidak puas hanya menjadi orang baik. Ia harus naik kelas. Ia harus menjadi orang baik yang pemberani. Berani mengambil keputusan penting. Berani memperjuangkan visinya. Berani menanggung risiko. Berani berkorban untuk kebaikan banyak orang.
Orang baik yang pemberani biasanya memiliki beberapa ciri. Pertama, ia memperjuangkan visi hidupnya yang menantang. Mereka ingin meninggalkan legacy di semesta. Mereka kelak punya jejak yang bisa dikenang generasi setelahnya. Mereka “keukeuh” alias ngotot memperjuangkan visinya. Dan hebatnya, visinya bukan hanya tentang dirinya tetapi juga tentang kebermanfaatan yang hendak mereka sebar.
Kedua, mereka siap menerima risiko. Betapa banyak orang baik yang akhirnya di penjara, kehilangan harta dan kehilangan jabatannya. Mereka bukan oportunis, penjilat, apalagi menukar visi hidupnya dengan keuntungan jangka pendek yang terkadang menipu.
Apabila Anda belum punya visi hidup menantang yang diperjuangkan dan tidak berani menerima risiko, boleh jadi Anda hanya menjadi orang baik. Sudah baik memang, tetapi menurut saya, bila kita hanya sekedar menjadi baik itu pertanda kita menjadi orang egois namun tidak merasa egois.
Segeralah naik kelas menjadi orang baik yang pemberani, karena baik saya sudah tidak cukup. Setuju?
Salam SuksesMulia!
MENAMBANG IDE:  " Menemukan Berlian Dalam Pikiran "

MENAMBANG IDE: " Menemukan Berlian Dalam Pikiran "

06.02
(copy paste dr sebuah grup)
Ribuan sarjana yang mendaftar menjadi pengemudi GO-JEK demi penghasilan 6 juta per bulan menggambarkan dengan jelas betapa lulusan-lulusan perguruan tinggi kita miskin ide!
Bagi saya, para sarjana ini, jika berita itu benar, tak punya gagasan lain untuk bersaing di tengah ganasnya ibukota. Penghasilan yang dijanjikan GO-JEK boleh jadi memang menggiurkan. Namun, andai saja mereka punya gagasan yang lebih baik, yang bisa mereka ‘jual’, angka 6 juta mungkin tak berarti apa-apa.
Nadiem Makarim, CEO dan pendiri GO-JEK, adalah sarjana lainnya. Yang membedakan Nadiem dengan para sarjana yang melamar ke perusahaannya adalah ide. Nadiem punya ide yang ia eksekusi dengan baik sehingga ide itu bisa ‘bekerja’ untuk dirinya, para sarjana yang mengantre di depan pintu perusahaannya adalah mereka yang gagal menemukan gagasan dalam pikirannya—sesuatu yang memaksa mereka untuk ‘bekerja’ demi hidup kesehariannya.
Tentu saja tulisan ini tidak sedang berusaha mendeskreditkan jenis pekerjaan tertentu. Saya percaya semua pekerjaan itu baik, selama tak merugikan atau mencelakakan orang lain. Apalagi bagi mereka yang Muslim, semua pekerjaan yang mendatangkan rejeki yang halal selalu layak untuk ditempuh. Namun, tulisan ini ingin mengatakan hal lainnya: Andai kita punya ide, bisa mengeksekusi dan ‘menjualnya’, hidup tak akan lagi tentang bertahan atau memenuhi kebutuhan keseharian. Jika kita bisa menambang ide dalam diri, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik. Bukan hanya lebih sejahtera, tetapi juga lebih bermanfaat untuk sebanyak mungkin orang lain di sekeliling kita.
Menjadi kaya dari ide?
Menjadi kaya mungkin bukan impian semua orang. Dulu saya juga sering bertanya, mengapa harus kaya jika kita bisa hidup sederhana dan mencukupi kebutuhan sendiri? Lama kelamaan saya sadar bahwa pertanyaan itu salah. Kaya dan sederhana adalah dua konsep yang tak semestinya dipertentangkan. ‘Kaya’ adalah konsep kepemilikan, sementara ‘sederhana’ adalah tentang bagaimana sikap kita tentang apa yang kita miliki dalam hidup ini. Artinya, jika kita kaya (dalam pengertian material dan finansial), kita tetap bisa hidup sederhana, kok.
Lantas, untuk apa kekayaan itu? Pertanyaan kedua ini menghantui saya cukup lama juga. Hingga suatu hari saya menemukan jawabannya. Jika kita tak mau ‘kaya’, tak mau punya rejeki dan materi yang melimpah, yang penting cukup untuk diri sendiri dan keluarga, tidak apa-apa sebenarnya. Namun, betapa egoisnya kita. Apakah kita tidak ingin membantu orang lain? Tidak ingin membukakan peluang pekerjaan dan pintu rejeki bagi orang lain? Apakah hidup ini hanya tentang diri kita—dan keluarga kita sendiri?
Sampai di sini, masih banyak yang bisa kita perdebatkan. Namun saya ingin meyakinkan bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, apalagi jika kita bisa memberi lebih dari apa yang sudah kita miliki.
Sejak saat itu, saya berusaha mencari tahu apa yang membedakan orang sukses yang kaya secara materi dengan mereka yang biasa-biasa saja? Ternyata jawabannya adalah ide. Orang-orang itu menambang ide dalam dirinya.
Jika kita urut 10 daftar orang terkaya di dunia, mereka adalah orang-orang yang memiliki ide. Bill Gates, kini orang terkaya nomor dua di dunia, suatu hari punya ide bagaimana jika semua orang memiliki sebuah komputer personal (PC) di rumahnya? Dari sanalah ia mulai mengembangkan Microsoft. Carlos Slim Helu, pengusaha dan filantropis terkaya nomor satu di dunia versi majalah Forbes, sejak kecil punya ide agar orang-orang bisa terhubung dengan fasilitas telekomunikasi yang murah. Selama bertahun-tahun ia mengasah ide itu dan suatu hari mengeksekusinya menjadi Telefonos de Mexico, salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia. Kembali ke soal GO-JEK, konon sebelum mendirikan perusahaannya, Nadiem Makarim terdorong oleh ide untuk membuat mobilitas masyarakat ibukota lebih cepat dan murah—tetapi di saat bersamaan mampu menyejahterakan para ‘tukang ojek’.
Beberpa contoh di atas bisa menjelaskan betapa ide bisa membuat seseorang berbebeda dari orang kebanyakan. Dan dalam kompetisi menjadi ‘sukses’, ide-lah yang membuat seseorang ‘stand out’ meski tak selamanya menang. Contoh lainnya adalah mereka yang bekerja di industri kreatif. Para film-maker, penulis, musisi, seniman, adalah mereka yang percaya pada ide yang mereka miliki—mereka berkarya dan membiarkan ide itu ‘bekerja’ untuk mereka. Pertanyaan berikutnya, jika ide berkorelasi dengan kesuksesan, mengapa masih banyak orang yang punya ide tetapi tak berhasil mengkonversi ide itu menjadi kekayaan?
Menambang Ide
Di sinilah masalahnya, punya ide saja tidak cukup. Mungkin begini teorinya: Sedikit sekali orang yang punya ide, tetapi lebih sedikit orang yang bisa mengeksekusi idenya dengan baik. Sialnya, setelah ide diekseskusi dengan baik, tak semua dari mereka bisa ‘menjual’ ide itu! Di sini, perlu kecakapan dan pengalaman tersendiri untuk menjual ide—dalam pengertian memberinya nilai tambah.
Saya percaya ide itu harus ditambang. Seperti emas atau berlian. Sebelum menambang ide dalam diri kita, pertama-tama kita harus mempelajari dengan baik siapa diri kita, apa yang kita miliki, apa yang bisa kita lakukan, dan seterusnya. Semua aktivitas menambang selalu membutuhkan riset yang baik, kan? Riset itu bertujuan agar ide tidak berujung sia-sia. Kita harus mengetahui secara utuh dan menyeluruh mengenai ide yang kita miliki. Pelajari dari hulu sampai ke hilirnya.
Setelah mengetahui dan memahaminya, saatnya eksekusi. Ide yang baik adalah ide yang dieksekusi dengan baik! Artinya, sebaik apapun gagasan yang kita miliki, selama kita tak mengeksekusinya, tak akan jadi apa-apa!
Namu, bagaimanapun, eksekusi saja tidak cukup. Problem berikutnya adalah bagaimana memberinya nilai tambah? Bayangkan saja emas dan berlian. Meskipun kita sudah mendapatkan emas dan berlian dari aktivitas tambang kita, tetapi emas mentah atau berlian yang belum diolah—meski berharga—tak akan menghasilkan keuntungan yang banyak jika dibandingkan kita mengolahnya: Memberinya nilai tambah. Emas bisa diubah menjadi perhiasan, berlian bisa diolah menjadi batu mulia termahal di dunia.
Setelah semuanya, kita masih harus menjualnya, kan? Banyak yang lupa bahwa ‘kreator’ atau ‘penambang ide’ juga sebenarnya harus menjadi pemasar (marketing yang baik) untuk karya-karyanya. Percuma saja kita memiliki emas atau berlian yang banyak, yang mungkin sudah diolah menjadi perhiasan-perhiasan terbaik, tetapi tak ada seorangpun yang mengetahuinya! Pasarkanlah gagasan-gagasanitu, buat semua orang mengetahuinya, buat mereka tahu kualitasnya. Dengan begitu, kita bisa mendulang lebih banyak dari yang kita tambang.
Di atas semua itu, yang paling utama adalah proses. Menambang ide selalu membutuhkan proses dan boleh jadi proses itu terus berulang. Jika tidak berhasil dengan aktivitas tambang pertama, teruslah menggali ke kedalaman diri, temukanlah emas dan berlian yang lain, lalu berproses lagi dan lagi.
Tutup
Tentang ide, saya selalu ingat nasihat Jack Ma, orang terkaya nomor satu di China, katanya kita harus selalu menemukan hal yang unik yang tak dimiliki orang lain. Jika ingin sukses, jangan sekadar meniru orang lain. “You should learn from your competitors, but never copy. Copy and you die!” Katanya.
Akhirnya, tulisan ini hanya sekadar ikhtiar saya dalam berbagai perspektif. Tidak sedikitpun berniat menggurui. Anda boleh setuju, boleh juga tidak. Para idealis mungkin berpikir, mengapa ide disederhanakan hanya untuk menjualnya dan mendatangkan kekayaan? Bukankah ide yang baik adalah yang berhasil mengubah jalannya sejarah? Boleh juga berpikir seperti itu, saya setuju. Lain kali, saya akan menulis tentang itu.
Sekarang, ini saja dulu: Ide adalah emas dan berlian dalam pikiran. Jadilah apa saja yang membahagiakan Anda. Hiduplah dengan ide. Jadilah kaya dari ide. Merdekalah dengan ide.
Selamat menambang!
Jakarta, 13 Agustus 2015
FAHD PAHDEPIE – Penulis, novelis, co-founder inspirasi.co
JURUS ELANG MELUMAT RIBA

JURUS ELANG MELUMAT RIBA

06.01
( copy paste dr grup UMM )
Elang Gumilang, tidak berubah sejak 8 tahun lalu saya mengenbalnya, tetap bersahaja.. Setiap yang keluar dari mulutnya selalu bermakna.
Sudah enam kali saya tidur sekamar dengannya, ketika dulu kami mengisi seminar bareng di berbagai kota. Ngobrol hingga larut malam, mendengar visinya tentang ekonomi Islam yang selalu membuat saya mendengkur duluan. Ilmunya melesat jauh di depan, visinya sudah 100 km ketika saya masih 1 km.
Tiap pagi di kamar dia yang minta ijin sholat dhuha duluan, khusuk diatas sajadah kecilnya. Sejak remaja sudah menempa hidupnya jualan donat, jualan minyak, sampai ketika kuliah IPB, tidak malu jualan lampu di kampusnya. Semua jadi ilmu yang menempa hidupnya.
Elang Gumilang, yang namanya ketika dipanggil sebagai pemenang pertama ajang bergengsi entrepreneur 2007, dia langsung sujud syukur di atas panggung, disaksikan 2000 lebih pasang mata di JCC, di usianya yang baru 22 tahun sudah berbisnis property dan membangun ratusan rumah sederhana untuk masyarakat bawah di Bogor.
Selalu menganggap dirinya orang kampung, ketika dulu harus tidur dipinggir sumur, bersebelahan dengan knalpot motor, akhirnya dia sering tidur di masjid agar dapat tempat yang lebih lega, sekaligus dia bisa mewakafkan waktunya disela kuliah membersihkan masjid.
Obrolan panjang kami berlanjut kemarin siang di kantornya yang megah di pinggiran kota Bogor.
"Sejak bisnis dulu saya mengandalkan hutang bank konvensional mas, bertahun-tahun gak terasa hutang saya 40 Milyar. Sebulan saya harus membayar 600 juta ke bank, dan hutang pokoknya hanya berkurang sebagian, selebihnya adalah bunga..." Dia mulai bercerita.
Saya mulai memasang frekuensi telinga di radar paling tinggi untuk menangkap semua ceritanya.
"Kita yang terus menggerakkan bisnis ini, susah payah, tapi ketika kita belum ada penjualan bank tidak mau tau, kita tetap dipaksa harus membayar. Setiap saya lihat laporan keuangan, hutang saya tidak berkurang banyak, beban bunganya justru makin bertambah"
Lanjutnya..
"Akhirnya saya memutuskan harus segera meninggalkan riba ini, mencari cara lain berbisnis tanpa hutang bank.."
Proses detailnya gimana Lang? Tanya saya
"Tidak semua langsung lunas mas, saya pun bertahap satu-satu.
Pertama: saya memindahkan hutang saya di Bank Syariah, dengan akad setiap bulan bunganya tidak lebih besar dari pokoknya, dan ternyata bisa, tiap bulan pokok hutang saya terus menurun"
Mmmmm...
"Kedua: saya mulai fokus menggenjot penjualan rumah saya mas, permintaan juga makin banyak, setiap ada pemasukan langsung buat ngelunasin hutang"
Mmm.. Yayaya, terus?
"Ketiga: Karena ijin sudah lengkap, tanah yang di akuisisi juga makin bertambah, ada tawaran akuisisi proyek dari Sedco Saudi Arabia senilai 270 Milyar mas, saya sudah tidak mau melibatkan bank. Lalu saya menerbitkan Sukuk (Obligasi Syariah) senilai 400 Milyar. Proyek Perumahan itu bisa senilai dua kali lipatnya kalo jadi nanti. Dan Allah benar-benar mudahkan mas, Garuda gabung membeli sukuknya 80 Milyar, Pertamina 90 Milyar dan lain-lain, sampai total modal 400 Milyar terkumpul, hutang saya di bank pun sudah lunas semua"
Wow! Gimana sistem bagi hasilnya Lang?
"Perjanjian sesuai DSN (Dewan Syariah Nasional) yaitu Sukuk Ijarah (Sewa), 14% dalam tempo 2 tahun. Kalo dengan pajak, biaya2 sekitar 20%. Jadi misal kalo Telkom membeli Sukuk saya 80 Milyar, tahun kedua akan mendapatkan 96 Milyar."
Kalo misal rugi dan tidak terbayar lang?
"Nanti asset dilelang mas, itulah adilnya sesuai syar'i, misal semua asset laku 600 Milyar, semua pembeli sukuk akan kebagian dari total 400 Milyar + 20%nya = 480 Milyar, yang sisanya 120 Milyar itulah asset perusahaan saya"
Mmmm.. Yayaya saya tambah ilmu lagi.
Saya membolak-balik laporan penilaian asset usahanya yang sudah dibuat dan dilaporkan OJK. Tiga tahun lalu masih diangka 11 digit, tahun ini assetnya sudah tembus 12 digit..
Saya tidak kaget..
Saya tidak iri..
Ini semua sudah seperti yang Elang katakan jauh-jauh hari kepada saya dulu.
"Mas baca deh Quran Ali Imran 26: Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
"Semua ini milik Allah mas, kerajaan ini milik Allah, saya hanya mengelola saja, dan sewaktu-waktu Allah akan ambil jika Allah berkehendak. Ketika saya mantap meninggalkan riba, Allah kasih jalan lain yang lebih baik, asset saya tidak berkurang, justru makin bertambah.."
Lanjut Elang.
Usianya masih 30 tahun sekarang, namun kemantapkan pola pikirnya sudah sangat matang.
Ketika godaan kemewahan yang datang melanda, berapa banyak pengusaha yang tergelincir ketika tidak mampu menahan hawa nafsunya.
Kami berjalan keluar, Elang mengajak saya ke lokasi satu perumahannya.
"Ini satu komplek termasuk rumah untuk saya dan keluarga saya mas, itu disana nanti rumah saya berdampingan dengan bapak ibu, masjid di tengah kompleks ini senilai 3 Milyar akan segera jadi mas, disana sudah siap sekolah untuk anak-anak yatim dan duafa, bagian belakang adalah tempat tinggal mereka. Sekarang 23 orang tinggal di rumah saya, besok kalo sudah jadi bisa menampung 100 anak disini semua"
Sore menjelang ketika saya belajar pada mantan penjual donat ini, wajahnya makin matang namun tetap bersahaja. Ternyata Sampai sekarang puasa senin kamis masih rutin dijalaninya. Jika dia mau, membeli Ferrari atau Lamborghini seharga 5 Milyar cash pun dia sanggup melakukannya.
Dia memilih cukup naik Honda CRV kemana-mana, hanya mobil biasa.. yang akan langsung berbelok ke masjid terdekat ketika panggilan adzan terdengar di telinganya..
@Saptuari
" Taklukkan Uangmu "

" Taklukkan Uangmu "

05.59
oleh: Jamil Azzaini
Saya pernah merasa hidup sudah banting tulang tetapi serasa tak ada bekasnya. Kekayaan tidak bertambah dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masih terengah-engah. Sungguh menyiksa suasana seperti ini. Apakah karena penghasilannya kurang? Ternyata jawabnya bukan. Itu masalah mindset, sikap dan perilaku kita di dalam mengelola keuangan.
Beberapa waktu yang lalu, saya ngobrol hampir 3 jam dengan CEO Manulife Asset Management Indonesia (Mami), Bapak Legowo Kusumonegoro. Selain kami mendiskusikan pengembangan SDM dan materi seminar yang akan saya sampaikan untuk para pimpinan Mami, kami juga mendiskusikan pengelolaan uang.
Menurut lelaki kelahiran Roma ini, ada tiga “I” dalam pengelolaan keuangan pribadi. I yang pertama adalah Insyaf. Dengan kata lain sadar bahwa kehidupan bukan hanya saat ini. Kehidupan masa depan perlu disiapkan dengan matang. Jangan hebat dimasa sekarang tetapi “sekarat” dimasa depan.
I yang kedua adalah Irit. Kakak kelas saya di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menjelaskan untuk membelanjakan uang kita untuk apa-apa yang kita butuhkan bukan semua hal yang kita inginkan. Kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan agar irit adalah mencatat semua pengeluaran harian yang kita lakukan. Saat irit sudah menjadi habit, tentu tak perlu mencatat lagi.
I terakhir adalah Investasi. Selalu usahakan untuk menyisihkan penghasilan kita untuk investasi. Sedikit demi sedikit lama kelamaan menjadi bukit. Menabung bukanlah kegiatan investasi. Bahkan bila dihitung menggunakan kaidah bisnis, menabung itu sebenarnya merugikan. Banyak cara untuk melatih “nalar investasi” maka pelajari dan praktekkanlah.
Silakan praktekkan ilmu dari pak Legowo yang sudah saya sharing diatas. Sekarang, jawablah beberapa pertanyaan yang saya ajukan: Apakah Anda sudah mengalokasikan dana secara rutin untuk kepentingan akhirat? Berapa persen dana yang Anda investasikan untuk kepentingan masa depan Anda? Apakah Anda sering membeli sesuatu yang sebenarnya itu tidak terlalu penting?
Taklukanlah uang Anda dengan cara membelanjakannya hanya untuk kebutuhan dan masa depan Anda. Baik masa depan di dunia dan masa depan di hari tua. Setuju?
SuksesMulia
sumber: jamilazzaini.com