LOETJU, Souvenir Unik Khas Semarang

08.43
yang berikut ini liputan dari media Lokal Tembalang.com tahun lalu  :) tapi keren :)


LOETJU, Souvenir Unik Khas Semarang
loetju tembalang ahmad munandarTembalang.com-Di Tembalang, ternyata ada juga gerai khusus yang menjual suvenir khas Semarangan. Gerai di jalan Banjarsari Tembalang ini menjual beragam merchandise unik yang mungkin hanya akan ditemui di tempat ini.
Ada begitu banyak barang yang dijual di sini. Seperti kaos, gantungan kunci, pin, mug, stiker, keramik, dan jam dipajang dengan cukup rapi. Barang tersebut tersedia dalam beragam pilihan desain. Dan menurut salah satu owner yang juga pengelola loetju, Ahmad Munandar, desain-desain tersebut selalu update setiap bulannya.
“Kelebihan loetju dibandingkan usaha lain yang sejenis adalah pada desain yang selalu update. Hampir tiap bulan kita membuat tiga desain baru,” jelas pria yang pernah menjadi mahasiswa fakultas peternakan ini.
Selain desain update terus menerus dan bisa dibilang berkonsep kontemporer, Nandar juga menambahkan bahwa harga untuk merchandisenya cukup terjangkau. Hal itu karena segmen yang dibidik oleh loetju sementara ini adalah mahasiswa di kawasan Tembalang.
Awal berdiri
Usaha merchandise unik ini sebenarnya sudah dimulai sejak awal 2009. Hanya saja, saat itu belum menggunakan brand ‘loetju’. Yang mereka kerjakan pun kebanyakan hanya suvenir pemilu. Karena kebetulan waktu itu bertepatan dengan event pemilihan umum.
“Selanjutnya, pada pertengahan 2009 ada sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (atau yang disingkat PMW-red). Lima orang founder saat itu pun mencoba mengajukan proposal. Beruntungnya, proposal mereka tembus dan merekapun mendapatkan kucuran dana (saat itu jumlah dana yang diberikan sampai dengan 40 juta rupiah-red). Akhirnya dengan suntikan dana tersebut lahirlah loetju, usaha suvenir unik khas Semarangan,” jelas Nandar.
Nama loetju sendiri muncul dari hasil diskusi para founder, diilhami keinginan untuk memakai nama yang memiliki unsur gembira, asyik, ungu-unyu, serta lucu. Dan akhirnya dipilihlah nama loetju, yang juga menggabungkan unsur ejaan lama dan baru.
galeri loetju tembalang
Ahmad Munandar
Pria yang akrab disapa Nandar ini sendiri baru bergabung dengan loetju pada awal 2010. Saat itu usaha loetju juga masih belum stabil. Dia masuk sebagai karyawan dengan maksud mendapatkan penghasilan lebih karena bisnisnya sendiri, Nandar Art (bisnis desain grafis-red), juga sedang terpuruk.
Alhasil, Nandar yang saat itu menjadi karyawan hanya bermitra dengan seorang founder karena founder yang lain telah bekerja. Pria 24 tahun ini pun harus mau untuk berjuang menaikkan kembali omset loetju yang saat itu masih kembang-kempis. Dia pun menawarkan sebuah sistem untuk memajukan usaha merchandise ini.
Buah dari ketekunannya, pelan-pelan omset loetju pun terus naik. Meski awalnya omsetnya belum stabil, dengan perjuangan lambat laun usahanya tambah sukses. Bahkan Nandar juga patut berbangga, dari 40 proposal PMW yang disetujui, loetju termasuk satu diantara dua usaha yang masih bertahan. Omset loetju sekarang pun bisa dibilang lumayan.
“Tahun 2011 membukukan omset sebesar 250 juta setahun. Dan di 2012 ini rata-rata omset perbulan kita 15-30 juta perbulan,” terangnya. [ju/joe/red]

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Silahkan Komentar Disini :