Sebuah gagasan “ Wakaf alumni, solusi pendanaan mandiri operasional beastudi “

09.28


Pengantar
    Alhamdulillah, puji syukur atas Rahmat Allah swt pada kita semua, semoga kita termasuk hamba yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikannya, mungkin kurang tepat sarananya tapi semoga tidak mengurangi niat tulusnya, melalui artiker kali ini sebelum saya masuk pada pokok bahasan judul di atas saya ingin mengawali dengan beberapa hal yang perlu saya sampaikan.
    Yang pertama mohon maaf sebesar-besarnya untuk seluruh keluarga besar alumni beastudi etos semarang, saya Nandar yang 2 tahun lalu diamanahi menjadi koordinator tidak banyak yang bisa saya lakukan, banyak kekurangan dan sayangnya ditambah lagi dengan akhir yang tidak menyenangkan.
    Selanjutnya saya berterima kasih kepada semua pengurus yang telah membantu selama 2 tahun dan tentunya kepada Udin 2010 koordinator cabe yang baru yang telah bersedia melanjutkan estafet kepengurusan. Terimakasih juga untuk para senior yang senantiasa membantu dan memberi masukan serta nasehat. Terimakasih
     Sebagai salah satu pengantar artikel saya, ucapan terimakasih atas apresiasi dan didengarkannya gagasan saya sebelumnya ttg “bulan dana alumni” kalau ini berjalan baik maka setidaknya dalam 1 tahun ada pemasukan pasti ke kas cabe yang tentunya bisa digunakan untuk banyak hal kebaikan, tapi catatan dari saya untuk rekan-rekan semua selain tujuan mencari pemasukan bulan dana saya gagas sebagai sarana mengakomodir dan merangkul alumni dalam peran kontribusi paling sederhana.

Latar belakang
    Di sini saya ingin menyampaikan sedikit informasi tentang program beastudi etos yang telah membesarkan dan mendidik kita, program yang pasti walau ada kekurangan tetapi telah membentuk karakter dan kepribadian kita. Program yang sangat kita cintai.
    Hal yang tidak bisa dielakkan fakta bahwa biaya operasional program beasiswa ini semakin lama semakin besar, pasti jauh apabila kita bandingkan biaya operasional etos 2015 dengan etos di tahun 2007. Di tambah lagi dengan Dompet Dhuafa sebagai penyelenggara program yang semakin hari makin bertambah aneka programnya.
    Ketika program etos 2015 masih pendaftaran kuota semarang adalah 35 tapi sekarang yang di terima hanya 12 kalau gak salah, padahal sudah bekerjasama dengan bidik misi sebagai pemberi beasiswa studi dan uang saku. Info yang saya dapat dr pusat adalah karena ketidaksiapan semarang dalam hal akomodasi asrama, iya andai benar kuota semarang 2015 adalah 35 orang maka memang dibutuhkan paling tidak 1 asrama lagi, kita ketahui bersama harga sewa di tembalang selangit.
    Itu gambaran kecil saja bahwa program beasiswa yang membesarkan kita hari ini mendapat banyak tantangan salah satunya adalah biaya operasional. kalau saya tanya apakah program ini harus tetap ada dan tetap berlanjut saya yakin mayoritas alumni akan sepakat untuk ttp ada dan lanjut. Jadi sy sebagai slah satu anggota berkesimpulan ada baiknya kita juga membantu memikirkan solusi tantangan ini.minimal bantu Mikir aja dulu bantu nya entar ha..ha..itu sudah 1 kebaikan

Inspirasi
    Sebenarnya bukan hanya operasional sewa asrama saja ya, keperluan kecil-kecil harian etoser juga kalau dihitung besar juga. Misal air minum, listrik, ATK, dll.
Nah dengan kondisi yang ada terlintaslah di benak saya apa yang bisa kita lakukan untuk membantu tantangan biaya operasional ini?
    Dulu sudah pernah muncul wacana sebuah program yang namanya “wakaf asrama” oleh alumni, goal program ini adalah alumni bareng2 iuran untuk membuat asrama etos, kemudian program ini di jadikan pilot project di bogor dan jakarta, namun sy cek kemarin program ini spertinya mandeg. Mungkin tantangannya gak jauh beda dengan di semarang.
    Kemudian saya tiba-tiba teringat ketika dulu aktif  membantu mas imron 2004 waktu beliau membuat program Rumah Prestasi Indonesia di undip, beliau pernah menyampaikan sebuah gagasan tentang membuat pesantren respon mayoritas pengurus waktu itu manusiawi sekali dari mana dana besar untuk melaksanakan gagasan itu?. Beliau menjelaskan kalau “segelondong” dana ratusan juta memang teraasa berat, ide beliau adalah wakaf per kebutuhan misal: semen 2 karung, meja, batu bata 100 pcs, kaca 1 lembar dll. Maka akan tersasa ringan. Dalam benak saya kala itu yang asih culun “briliant sekali” he..he,,

    Berikutnya saya juga ingat dalam sebuah agenda etos pak faris  pernah diskusi ttg hal ini, beliau pernah menyampaikan sebuah gagasan ttg “menjual pendanaan program etos” untuk menunjang kebutuhan etoser bisa dicarikan sponsor per kebutuhan misal, air galon, listrik dll.
Menarik ya? J

Gagasan
    Nah dari pengantar yang muter-muter tadi gagasan yang ingin saya share kali adalah sederhananya, bagaimana kalau kita sebagai alumni dan  indiviu mengambil peran sebagai donatur per kebutuhan operasional etos itu, biar keren programnya bisa dinamai “wakaf alumni” kali ya atau yang lain he..he.. kita mulai dari hal yang sepele-sepele baru nanti salah satu goalnya adalah asrama misalnya mas imron bos khatulistiwa ambil wakaf untuk kebutuhan listrik bulanan, mas feri ambil wakaf untuk air galon bulanan, mas wahyu snack pembinaan bulanan dll.
Ada pertanyaan, biasanya dari mana uang opersional yang disebut di atas? Jawabnya macem-macem mas mbak, misal kalau untuk air adek2 iuran kayak kita dulu, kalau listrik sepertinya dari manajemen dll.
    Maksud tujuan gagasan saya ini kalau berjalan, bisa meringankan beban operasional bulanan baik etos secara manajemen (dompet dhuafa) dan adek2. Untuk dompet duafa mungkin uang yang harusnya untuk mengcover operasional tadi bisa digunakan untuk program lain, artinya bertambah kebermantaan yang bisa dilakukan, untuk adek-adek bisa meringankan beban mereka uang bisa untuk kebutuhan kuliah atau yang lain dan mereka bisa fokus mengikuti program dengan baik tanpa terbebani biaya lain2 lagi.

Itu sedikit hal yang ingin sy ashare kali ini, semoga bermanfaat dan saya  tunggu tanggapan rekan-rekan

Terima kasih  




Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Silahkan Komentar Disini :