Menggagas Kemandirian Pendanaan Lembaga Mahasiswa

11.11


     Masa-masa menjadi mahasiswa dan aktivis mahasiswa adalah masa di mana kita bisa ber aktualisasi seluas-luasnya dalam mewujudkan ide dan gagasan melalui aneka kegiatan. Hampir bisa dipastikan kegiatan-kegiatan yang di creat oleh mahaiswa dengan berbagai lembaganya bertujuan mulia. Mulai dari seminar tentang pengembangan diri, pengembangan prestasi, kewirausahaan sosial masyarakat bahkan sampai bagaimana peran mahasiswa dalam membangun bangsa dan negara.
     Saking mulia dan tulusnya dalam menyelenggarakan aneka kegiatan ini, bahasa becandanya kalaupun harus “tombok” atau mengeluarkan dana pribadi sekalipun tidak menjadi masalah. Setidaknya dengan menyelenggarakan aneka kegiatan tadi mereka sudah mendapat pengalaman dan ilmu.
   Tapi kalau aneka kegiatan tadi bisa diselenggrakan dengan tidak harus merogoh kocek pribdi dengan tanpa mengurangi semangat mencerdaskan masyarakat atau memberi manfaat bagi mahasiswa lain kenapa tidak?
     Di sini mulai timbul tantangan di mana segudang ide aneka kegiatan yang di gagas lembaga mahasiswa harus dibenturkan dengan daya dukung dana untuk penyelenggaraaannya. Sebagai masyarakat kampus bagian dari civitas memang idealnya pendaan aneka kegiatan lembaga mahasiswa juga bisa didukung oleh birokrasi kampus, sayangnya sering kali kebutuhan dana sebuah kegiatan mahasiswa lebih besar dari anggran yang bisa diberikan oleh birokrasi, mau tidak mau kepanitian dan kelembagaan kampus harus memutar otak dan mencari solusi agar acara yang bertujuan mulia tetap berrjalan sesuai apa yang diharapkan dengan pendaan yang memadai.
Maka harus di cari pendaan kegiatan di luar apa yang bisa birokrasi berikan, umumnya berikut sumber pendanaan yang bisa diusahakan;
1.    1. Sponsorship
Melaksanakan sebuah kegiatan dengan dukungan dari sponsor bisa dari sebuah instansi pemerintah, perusahaan atau indvidu.Berdasar pengalaman kesuksesakn sponsorship setidaknya perlu didukung oleh faktor;
a. Seberapa menarik sebuah acara
b. Kesesuaian acara dengan program instansi atau perusahaanContoh, untuk acara penghijuaan meminta sponsor ke BLH kemungkinan besar tembus atau perusahaan yang punya program sejenis kepedulian lingkungan.
c. Jumlah peserta sebagai target marketing
d. Permintaan sponsor disesuaikan dengan kemampuan target sponsorKalau mengajukan sponsor ke poto copy jangan menawarkan pilihan partisipasi Gold-brown dll dengan nominal puluah juta, pasti yangg diminta illfeel langung tembak misal minta free fotocopy untuk hangout seminar dan sejenisnya.
e. Benefit yang diterima oleh pemberi sponsor,hal ini berkaitan dengan seberapa menarik kompensasi yang ditawarkan pembuat acara apabila sponsor memberi dukungan pada acara itu, misal dengan memberi sponsor setidaknya 50% peserta bisa jadi pelanggan sbuah produk.
Dalam mencari pendaan berupa sponsorship yang sering dilupakan para pencari psonsor adalah “sponsor oriented” lupa memprioritas apa yang sponsor terima apabila memberi sponsor dan terlalu fokus pada apa yang diminta.
 
2.   2. Dana Usaha
   Adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepanitiaan atau kelembagaan mahasiswa dalam upaya mengumpulkan dana untuk sebuah acara dengan cara melakukan aktivitas yang bisa menghasilkan uang. Umumnya adalah dengan berjualan sesuatu dan untungnya akan digunakan untuk mendanai sebuah acara.
    Problem yang sering di temui di lapangan adalah untuk berjualan suatu produk harus punya modal untuk produksi produk itu terlebih dahulu, sayangnya ada kasus dimana produk yang dijual tidak laku yang akan berujung danus tidak berhasil.
   Dalam kasus ini, kemungkinan produk tidak laku dan harus punya modal untuk diproduksi bisa disiasati dengan bekerjsama dengan mitra, ada yang menyebut dengan sitilah konsinyasi Di mana kita meminjam produk milik mitra untuk di jual, panitia hanya membayar harga pokok produk dan untung untuk panitia tidak harus modal kan? ^_^ kalau gak laku cukup dikembalikan.
      Atau dengan manajemen cashflow yaitu dengan memproduksi sebuah produk yang yakin laku dijual tetapi ketika mmemprduksi produk ke mitra hanya dengan uang muka dulu, setelah produk jadi dan dijual meminta tenggat waktu tertentu untuk pelunasan ongkos produksi. Atau dengan sistem pre order.
    Danus dengan model saling percaya gini, kuncinya dalah membuat mitra percaya pada kita dan negosiasi serta komitmen karena sekali melanggar kesepatakan bisa fatal akibatnya terkait kepercayaan di kemudian hari.
 
3.    3. Badan Usaha Milik Lembaga Mahasiswa
    Kalau danus bersifat temporari dalam event tertentu, konsep badan usaha bisa dilakukan secara berkelanjutan baik satu kepengurusan atau bahkan lebih, misalnya di wadahi oleh departemen atau bidang ekonomi bisnis dalam setiap lembaga, intinya bagaimana bidang ini bisa mewadahi kegiatan jual beli atau pengerjaan suatu proyek.
Contoh sederhana;
a. Berjualan snack dan pulsa di sektretariat lembaga mahasiswa
b. Menerima order kebutuhan anggota kelembagaan misalnya jaket-kaos dll
c. Menerima order keperluan event setiap departemen
misalnya setiap bidang atau divisi di lebaga dalam 1 kepengurusan pasti ada program kerja atau acara yang biasanya membutuhkan hal-hal seperti: spanduk-plkata-pamflet dll
Kalau ini bisa dihandle oleh badan usaha milik lembaga maka perputaran uang bisa kembali lagi ke lembaga, yaitu dengan cara mencari mitra utuk handle tiap order, dengan penawaran bahwa akan sering order pasti bisa meminta harga khusus, selisih 1000-10.000 lumayan, dari pada untung buat orang lain lebih baik untuk lembaga sendiri 
Untuk cara ini salah satu tantangan adalah komitmen dari semua anggta dan divisi untuk bersedia order memulaui dbadan usaha milik lembaga dan itu tidak mudah.

4.   4. Kerjasama 1 Tahun Kepengurusan
     Pernah gak sih, harus mengulangi mengajukan penawaran kerjasama ke sebuah instansi atau perusahaan yang sama itu tidak efektif dan efisien, bisa di coba dengan menawarkan kerjasama 1 tahun kepengrusan, tiap musyawarah kerja tiap departemen dalam lembaga mahasiswa kan pasti sudah punya proker dan time line nya itu modal untuk menawarkan kerjasama satu kepengrusan , misal dengan percetakan disebutkan item apa saja dalam satu tahun kepegurusan yang akan dicetak, berapa jumlahnya dan kapan waktunya.
     Manfaat cara ini kita tidak harus mengulang mengajukan sponsor tiap kali ada event mengulang-ulang penjelasan dlll serta bagi yang dimintai sponsor dia sudah bisa memastikan dalam 1 tahun dari lembaga tertentu apa aja yang akan didukung, spesifik contoh dengan percetakan stidaknya dia bisa memastikan akan dapat order yang berkelanjutan. Tinggal membahas apa benefit yang maisng-masing minta dari kerja sama tu.
     Berdasrkan pengalaman penulis, Itu beberpa hal yang bisa dilakukan dalam rangka mencari pendaan untuk aneka kegiatan lembaga mahasiswa selain mengandalkan dari dukungan birokrasi. Menurut saya mengagas kemandirian pendaan kelembagagan mahasiswa itu penting, tidak hanya agar acara berjalan dengan ideal dan manfaat yang diberikan kepada kalayak maksimal tapi juga tentang independensi sikap kelembagaan, kalau kita mandiri membiayai kegiatan kita akan meminimalisir apabila ada hal2 yang sifatkan sensitif yang perlu kita sikapi
     Selain itu juga, perlunya merubah pola pikir bahwa dalam melaksanakan kegiatan mahasiswa tobok atau menggunak dana pribadi diperbolehkan, secara waktu, tenaga dan pikiran kita sudah bnyak tercurah dalammembuat event, kalau bisa untung atau setidaknya tidak tombok kenapa tidak? :)
 
Hidup Mahasiswa (^_^)V


Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Silahkan Komentar Disini :