Mengapa Harus Dhuafa Dulu?!

10.29
     Tulisan ini saya sebagai renungan pribadi dan pesan untuk adek-adekku penerima manfaat Beastudi Etos dari Dompet Dhuafa angkatan 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan yang akan datang wabil khusus yang ada di semarang.

    Beberapa waktu terakhir ini saya sering merenung, setelah kurang lebih 4 tahun berlalu pasca Asrama lulus dari Beastudi Etos, empat tahun mengarungi kehidupan di luar asrama menjalani hidup dengan berbagai persoalan sebenarnya dan kemudian saya mulai tertarik tentang gaya saya menghadapi hidup. cara saya memandang sebuah persoalan dan menghadapinya serta bagaimana ketertarikan saya pada berbagai kegiatan yang ketika saya telaah secara spontan dalam hati "gaya saya ini bukan serta merta muncul begitu saja tapi hasil dari sebuah proses panjang lebih kurang 3 tahun pembentukan karakter-pola pikir-dan kepribadian"

    Loncat agar ada benang merah dengan judul di atas, yaitu tentang sebuah pertanyaan yang kadang muncul diantara Etoser (istilah untuk menyebut penerima Beastudi Etos) bahkan saya sendiri juga pernah berfikir tentang hal ini, yaitu tentang rahasia sebuah taqdir Allah SWT. ini bukan tentang me-logika-kan taqdir Allah swt, bukan, tapi usaha bermuhasabah mencari hikmah di balik sebuah taqdir agar sebagai hamba kita bisa semakin bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.

    Pertanyaan itu adalah; " bahwa jika Allah SWT menghendaki sesuatu atau men-taqdir-kan sesuatu untuk makhluknya maka tak ada hal yang mustahil bagi-Nya, maka jika kita melihat hari ini Alumni Beastudi Etos yang sudah jadi apapun atau dengan kata Lain Sukses dengan berbabagi hal yang telah di capai, mengapa Allah SWT menjadikan kita Dhuafa dulu? mengapa kita harus melalui proses kuliah dengan masuk Beastudi Etos dulu?. padahal jika Allah swt hanya ingin kita sukses dengan apapun itu maka tidak ada yang Mustahil bagi Allah SWT, apalagi hanya membuat kita dan keluarga kita mampu membiayai kita kuliah. "

rada nakal sih pertanyaan di atas, dan mungkin bagi sebagian teman-teman pola pikir saya agak berlebihan, saya mohon maaf, tapi saya selalu coba tetap dalam koridor :) . 

     Untuk menjawabnya, saya akan awali dengan sebuah landasan berfikir bahwa apapun yang Allh swt taqdirkan untuk ummatnya bukan tanpa sebab atau tanpa tujuan, artinya apapun itu pasti ada hikmahdan kebaikan untuk ummatnya, termasuk dalam hal yang sedang kita bahas, kenapa Allah swt mentaqdirkan kita jadi dhuafa dan masuk Beastudi Etos. pasti ada hikmah dan tujuan Baiknya :)

    Analogi ke-2 adalah layaknya sebuah jenjang pendidikan kita di SD diajari menbaca-menulis-berhitung pasti akan ada manfaatnya ketika kita di kelas SMP, begitu juga apapun yang di ajarkan di SMP pasti akan jd dasar dalam belajar di SMA dst. serta selama proses belajar dijenjang pendidikan adalah untuk mengasah POTENSI Kebaikan yang ada disetiap peserta didiknya. sehingga lulus dengan kompetensi tertentu..Nah..dengan analogi yang sama proses yang sedemikian rupa selama proses menjadi dhuafa dan proses di program pengembangan diri di beastudi etos pasti akan ada manfaatnya dan pasti ada sesuatu hal-hal positif yang ingin Allah swt asah selama kita dalam proses itu.

sampai di sini, pertanyaan selanjutnya adalah, "potensi atau hal positif apa yang ingin Allah swt asah dari diri kita selama menjadi dhuafa dan penerima beastudi etos sebelum kita sukses? "

    Jawaban saya berdasar renungan dan penglaman hidup selama ini adalah sebagai berikut, sangat personal mungkin bila rekan-rekan pembaca merenung juga bisa jadi ada hal positif lain yang teman2 temukan, its ok. itu bagus :)

- Pertama, sabar dalam menerima takdir
ketika sadar bahwa keluarga termasuk dalam kategori duafa kalau tidak sabar akan ujian Allah swt pasti hal-hal buruk sudah kita lakukan dan tidak mungkin kita bertemu dlm naungan program yang sama hari ini.

- Kedua, spirit mengubah kehidupan agar lebih baik
kalau kita tidak punya karakter ini pasti kita akan pasrah dengan kondisi dhuafa kita waktu itu

- Ketiga, pantang menyerah
proses sebelum jadi apapun kita hari ini tidaklah mudah, sy yakin walau rintangan berbeda pasti selalu ada, satu hal yang membuat kita sampai pada pencapaian hari ini adlah karena kita pantang menyerah, kalau tidak pasti ketika gagal tak akan bangkir lagi tapi waktu membuktikan bahwa seperti apapun tantangan proses itu hari ini kitaberhasil melalui nya, setidaknya sejauh ini :)

-Keempat, pribadi yang terbuka pada kebaikan dan mau menjadi baik
selama proses pembinaan di beastudi etos salah satu aspeknya adalah pembinaan agama, banyak di antara etoser yang sebelum masuk etos biasa saja dan ketika menjadi etoser jd lebih islami, berahlak islami. dan yang sudah islami makin jadi islami. kita bersyukur karena sebagai ummat muslim berusaha menjadi muslim yang lebih baik lagi adalah hal yang wajib. tanpa karakter yang mau menerima kebaikan apapun kebaikan yang di ajak ke kita pasti mental :)

- Kelima, semangat terus belajar
sering ada istilah bahwa kita tidak hanya memulia dari NOL tapi juga dari Minus, kalau kita lihat rekan-rekan di beasiswa PPSDMS yg keren2 sy fikir wajar dan sdh seharusnya karena memang seleksinya setelah semester 3 sdh kelihatan potensinya begitu juga beberapa beasiswa lain, nah di Beastudi etos kita mulai dari minus, tapi kalau lihat profile alumninya hari ini yang luar biasa makan itu sungguh sesuatu potensi yaitu semangat belajar yang tinggi termasuk juga dalam berbgai prestasi akademik.

- Keenam, dan menurut saya urgent yaitu KEPEKAAN sosial yang tinggi
sebagai generasi-generasi yang lahir dan tumbuh berkembang dalam kekurangan dan keterbatasan dan mampu berkembang dengan banyak bantuan orang lain serta merasakan bagaimana sebuah perjuangan dan kesabaran menjadi modal dasar yang  dikemudian hari jadi llandasan dalm berfikir, memutuskan masalah dan menghadapi kehidupan. dosen saya pernah menasehati bahwa " orang sukses yang meniti kesuksesanya dengan penuh perjuangan dan benar-benar dari bawah akan terasah kepekaanya, karena paham benar tentang perjuangan hidup sehingga akan membuat dirinya lebih arif dan bijaksana dalam memandang dan menghadapi serta menyelesaikan sebuah permasalahan "

    Nah rekan-rekan, sedikit kesimpulan bahwa setelah kita dengan segala kesuksesan atau prestasi apapun yang hari ini, semua proses taqdir mengapa kita dulu harus dhuafa dulu atau masuk program beastudi etos dompet dhuafa dulu, bukan tanpa alasan dan tujuan setidaknya menurut saya hal-hal positif di atas lah yang hendak Allah swt Asah dari diri kita, sehingga jadi apapun kita hari ini; pengusaha, anggota DPR,pejabat, PNS, motivator, Dosen, peneliti, guru, dll kita jadi sosok yang Plus-Plus dengan kompetensi nilai tambah dari hal-hal positif yang Allah swt ingin kita asah terus menerus.

   Orang pinter sudah bnyak, pejabat berserakan, pengusaha tdk sediikit, politikus beratus-ratus namun hari ini kita menyaksikan org2 tersebut juga banyak yang terjerat kasus Moral-Korupsi dll. maka ketika giliran kita yang jd pengusaha, anggota DPR,pejabat, PNS, motivator, Dosen, peneliti, guru, dll kita jadi sosok yang Plus-Plus tidak hanya kompeten namun rawan menyimpang karena minim nilai-nilai kepribadian dan kepekaan.

  Untuk adek-adek yang masih di asrama, seberapaun membosankan aneka program pembinaan di asrama dan selama prses di beastudi etos, itu semua tidak terlepas dari tujuan-tujuan baik dan untk kesuksesan masa depan kalian juga, mungkin hari ini belum terasa tapi nanti pasti akan sangat bermanfaat dan kita akan sangat mensyukurinya karena pernah menjadi bagian dari program beasiswa yang luar biasa ini :) . pokoke jalani aja dengan senyuman :)

semoga bermanfaat
saya Nandar
etoser 2007 semarang
koord. alumni etos semarang

                        mars beastudi etos

Artikel Terkait

Previous
Next Post »
Silahkan Komentar Disini :